Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah Singapura menyatakan tertarik belajar penataan lingkungan, khususnya pertamanan, dari Surabaya setelah kesuksesan Kota Pahlawan meraih penghargaan Special Mention Lee Kuan Yew World City Prize 2018.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Pembangunan Nasional dan Sumber Daya Manusia Singapura Zaqy Mohamad disela-sela agenda World Cities Summit di Marina Bay Sands Expo and Convention Center, Singapura, Minggu.
"Pembicaraan terkait penataan lingkungan. Singapura tertarik dengan taman di Surabaya. Pembicaraan kemudian meluas ke sektor pengembangan ekonomi kreatif," kata Risma melalui siaran persnya di Surabaya.
Risma memaparkan bahwa Surabaya memiliki Co-Working Space KORIDOR di Gedung Siola yang buka 24 jam. Di sana, kata dia, para pelaku industri kreatif, utamanya start up digital dapat mengakses wi-fi gratis.
Dengan demikian, lanjut dia, mereka mendapatkan wadah untuk berkarya.
"Kami saat ini sedang fokus mendorong pertumbuhan industri start up, karena peluangnya lebih luas," kata wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.
Pada kesempatan tersebut, Risma juga mengundang delegasi Singapura untuk hadir pada Start Up Nation Summit pada November 2018, di mana Surabaya akan menjadi tuan rumahnya.
Sedangkan, Menteri Pembangunan Nasional dan Sumber Daya Manusia Singapura, Zaqy Mohamad, mengatakan Singapura memang memiliki taman dan landsekap yang modern.
Namun, dia menilai Surabaya punya keunggulan pada penataan lingkungan yang lebih hijau dan asri, serta partisipasi masyarakat yang tinggi dalam menjaga lingkungannya.
"Di Singapura, kami mempunyai taman-taman yang bagus, tetapi sepertinya tidak sehijau yang ada di Surabaya," ujarnya.
Baca juga: Risma ajak Megawati jalan-jalan di Taman Bibit
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018