Jakarta (ANTARA News) - Penjualan PT International Nickel Indonesia (Inco) pada semester pertama tahun ini naik 196 persen menjadi 1,306 miliar dolar AS dibanding periode sama 2006 senilai 440,5 juta dolar AS. Presiden Direktur Inco, Arif Siregar, dalam media gathering di Jakarta, Kamis, mengatakan kenaikan penjualan enam bulan pertama ini telah mendorong laba bersih perseroan juga naik 473 persen menjadi 707 juta dolar AS (0,71 dolar AS per saham) dibanding periode sama 2006 senilai 123,3 juta dolar AS (0,12 dolar AS per saham). Menurut Arif, kenaikan penjualan ini disebabkan oleh membaiknya harga realisasi rata-rata nikel dalam matte Inco 38,926 ribu dolar AS per ton pada kuartal kedua 2007 dibanding periode sama 2006 senilai 14,326 ribu dolar AS per ton dan 29,140 dolar AS per ton pada kuartal pertama 2007. Selain itu, lanjutnya, kenaikan ini juga didorong produksi nikel semester pertama yang naik 18 persen menjadi 39.100 ton (86,1 juta pon) dari 32.200 ton (73,3 juta pon) pada enam bulan pertama 2006. "Kondisi curah hujan yang berada di atas rata-rata sejak akhir Februari 2007 telah sedikit meningkatkan ketinggian permukaan air penampungan utama kami, sehingga perseroan dapat meningkatkan pengoperasian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) pada tingkat normal," kata Arif. Dengan naiknya produksi ini, dia yakin bahwa target produksi hingga akhir tahun sebanyak 160-165 juta pon nikel dalam matte dapat tercapai. Direktur Inco Sri Kuncoro dalam kesempatan yang sama menjelaskan, perseroan tahun ini telah membeli 32 pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang setara dengan 32 Mega Watt untuk memberikan tenaga listrik tambahan bagi perseroan. Menurut Kuncoro, PLTD ini mungkinkan untuk mempertahankan produksi ketika pembangkit listrik tenaga uap dihentikan untuk kegiatan pemeliharaan pada kuartal kedua. "Hal ini sudah biasa, dan penggantinya PLTD untuk mengganti pembangkit tenaga uap yang sedang diperbaiki," jelasnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007