Jakarta (ANTARA News) - Atlet bulu tangkis tunggal putri Taiwan Tai Tzu-ying kembali meraih gelar juara Indonesia Terbuka setelah menaklukkan wakil China Chen Yufei dalam pertandingan di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Minggu.
Atlet peringkat pertama dunia itu menang dalam 21-23, 21-15, 21-9 pada putaran final Indonesia Terbuka 2018 atas Chen selama 53 menit permainan.
"Saya masih melakukan banyak kesalahan. Tadi sempat ada sedikit masalah pada gim pertama. Tapi, itu justru memberikan semangat bagi saya karena didukung para penonton di Stadion," kata atlet berusia 24 tahun itu.
Tzu-ying mengatakan permainannya pada gim pertama terlalu terburu-buru sehingga sempat tertinggal 5-8, 6-9, 8-12. Meskipun sempat unggul tipis 16-15, 18-17, dan 20-19, atlet Taiwan itu justru kehilangan gim pertama 21-23.
"Saya berusaha memberikan semangat buat diri sendiri pada gim kedua. Saya hanya berusaha untuk menang pada permainan tadi," kata peraih gelar juara Indonesia Terbuka 2016 itu.
Meskipun telah dua kali meraih gelar juara di Indonesia, 2016 dan 2018, Tzu-ying mengaku bermain dalam turnamen bulu tangkis di Indonesia tidak mudah karena setiap atlet berusaha untuk meraih gelar juara dan menang.
"Tiap kali bermain di lapangan saya merasa enjoy dan berusaha tidak memberi tekanan agar selalu menang. Saya hanya ingin melakukan permainan terbaik jika sudah turun di lapangan," katanya.
Atlet yang meraih medali perunggu dalam Asian Games Incheon 2014 itu mengatakan akan lebih banyak beristirahat dan berlatih menyusul keikutsertaannya dalam Asian Games 2018 di Jakarta pada 19-28 Agustus serta Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2018 di Nanjing, China pada 30 Juli - 5 Agustus.
"Saya senang dalam turnamen kali ini. Asian Games pada Agustus juga akan di sini. Saya akan kembali lagi ke Indonesia," katanya.
Pada Indonesia Terbuka 2016, Tai Tzu-ying menang 21-17, 21-8 atas wakil China Wang Yihan pada pertandingan final. Sedangkan pada Indonesia Terbuka 2017, Tzu-ying kalah pada laga perempat final dari atlet Thailand Nitchaon Jindapol 19-21, 21-8, 17-21.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018