Jakarta (ANTARA News) - Samsung Electronics Co. baru-baru ini berhenti menyematkan sistem pembayaran selulernya, Samsung Pay, di ponsel ramah kantong.
Menurut pengamat industri, Yonhap melaporkan, Minggu, hal tersebut nampaknya dilakukan untuk menghemat biaya produksi dengan berhenti memasukkan fitur yang dinilai kurang populer di kalangan remaja dan orang tua.
Di antara 10 smartphone yang dirilis oleh Samsung Electronics di Korea Selatan tahun ini, hanya tiga ponsel -- Galaxy S9, Galaxy S9 Plus dan Galaxy A8 -- yang didukung Samsung Pay. Ponsel lain yang memiliki harga di bawah 700.000 won (Rp9 juta) tidak hadir dengan alat pembayaran tersebut.
Namun, smartphone Galaxy J5 dan J7, yang dirilis tahun lalu dengan harga di bawah 400.000 won, memiliki program Samsung Pay.
Samsung Pay adalah alat pembayaran mobile yang bekerja pada mesin kartu kredit tradisional berdasarkan teknologi magnetic secure transmission (MST) dan juga mendukung teknologi near field communication (NFC).
Pengamat industri mengatakan bahwa Samsung tampaknya berusaha untuk memotong biaya produksi smartphone mid hingga low end, yang utamanya menargetkan remaja dan orang tua yang kurang akrab dengan sistem pembayaran kartu kredit berbasis mobile.
"Karena biayanya sekitar 5.000 won per perangkat untuk menerapkan Samsung Pay, (perusahaan) tampaknya berusaha untuk memotong biaya produksi dengan mengeluarkan fitur tersebut," kata pengamat industri.
Saingan Samsung, LG Electronics, di sisi lain, telah menerapkan LG Pay pada tujuh dari delapan smartphone yang dirilis di Korea Selatan tahun ini, demikian Yonhap.
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018