Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan yang beroperasi di Riau, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), memperkirakan hanya bisa memproduksi minyak 415.000 barel per hari pada 2007, turun 6 hingga 7 persen dari rata-rata produksi yang dihasilkan 2006 yang mencapai 440.000 barel per hari.
"Penurunan produksi itu merupakan kondisi alamiah akibat banyak lapangan minyak Chevron yang sudah berusia tua," kata Dirut CPI Suwito Anggoro di Jakarta, Kamis.
Pada tahun 2005 produksi CPI mencapai 482.700 barel minyak.
Menurut dia, penurunan sebesar itu sudah ditahan dengan melakukan investasi seperti melakukan pemeliharaan sumur dan fasilitas produksi.
"Kalau kami tidak melakukan investasi apa-apa atau diam saja, maka turunnya bisa 15 persen," katanya.
Ia mencontohkan, Lapangan Duri yang berproduksi 198.000 barel per hari memiliki 80 lapangan produksi dengan 9.000 sumur. Sementara Lapangan Minas yang sudah berproduksi sejak lama yakni 1941.
"Dengan banyaknya lapangan dan ditambah sudah berusia tua itu, kami hanya bisa menahan penurunan produksi dari 15 persen menjadi 6-7 persen. Itupun sudah bagus, karena kami bisa tekan penurunan hingga 8-9 persen," katanya.
Kalau tidak dilakukan upaya apapun, kata Suwito, penurunan produksi bisa mencapai 15 persen atau 66.000 barel per hari.
Namun, dengan berbagai upaya, penurunan produksi menjadi hanya 6-7 persen 25.000-30.000 barel per hari.
Menurut dia, pada tahun 2007, belanja modal CPI mencapai sekitar 600 juta dolar AS atau sama dengan tahun ini.
Secara total, CPI mengelola sekitar 88 lapangan minyak di empat blok yang di antaranya Rokan dan Siak. Tiga lapangan minyak utama CPI adalah Duri, Minas, dan Bekasap.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007