Semarang (ANTARA News) - Ikatan Motor Indonesia (IMI) mengakui sirkuit di Semarang merupakan salah satu sirkuit terbaik gelaran Motocross Grand Prix (MXGP) 2018.
"Kami sebenarnya agak `surprise` karena pertama kali me`layout`, enggak kebayang jadinya seperti ini," kata Ketua Umum PP IMI Sadikin Aksa di Semarang, Jumat malam.
Hal itu diungkapkannya di sela Meet and Greet MXGP of Asia 2018 di Hotel Gumaya Semarang yang dihadiri seluruh pebalap dan ofisial gelaran motocross internasional itu.
Ajang MXGP 2018 yang berlangsung di Mijen, Semarang, 5-8 Juli 2018 merupakan seri ke-13 yang diikuti 80 pebalap terbaik dunia dari 27 negara, dan 50 crosser terbaik Tanah Air.
Sadikin tak memungkiri sirkuit yang dibangun di kawasan Bukit Semarang Baru (BSB) Mijen, Semarang, khusus untuk gelaran MXGP 2018 itu merupakan salah satu sitkuit terbaik MXGP 2018.
"Bukan kami yang ngomong ini, namun dari pebalap-pebalapnya yang tadi ke sana. Paling tidak, seri ini bisa menjadi kenangan balapan di Indonesia," katanya.
Diakuinya, terdapat perbedaan gelaran MXGP 2018 yang berlangsung di Pangkal Pinang dan Semarang, terutama dari kontur trek atau lintasannya yang memengaruhi karakter pembalap.
"Treknya berbeda karena di Semarang agak sedikit basah. Karakter pembalap antara trek basah dan kering itu berbeda. Lihat saha besok pasti memberikan persaingan berbeda," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengapresiasi penilaian sirkuit MXGP 2018 di Semarang yang termasuk salah satu yang terbaik dalam gelaran tersebut.
"`Venue` terbaik ini tidak lepas dari hasil diskusi. Misalnya, pohon pisang menurut kami kayaknya bikin jelek sirkuit, tetapi mereka tetap mempertahankannya," katanya.
Bahkan, kata Hendi, sapaan akrab orang nomor satu di Kota Semarang itu, keberadaan pohon pisang justru memperkuat karakter wilayah tropis sehingga tetap dipertahankan.
"Mereka bilang ini uniknya sirkuit di Semarang, mencerminkan wilayah tropis. Ya, kami memang harus belajar bagaimana meng-`organize`, mengolah even menjadi bagus," katanya.
Untuk sirkuit di Mijen itu, kata dia, memang didesain sedemikian rupa agar penonton cukup berdiri di satu titik tetapi bisa melihat kompetisi secara "full", dari start sampai finish.
"Wilayah Mijen memang memiliki kontur bukit atau lereng. Bagi pembalap menjadi tantangan karena naik-turun atau `jumpingannya` sangat tinggi, ekstrem," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018