Sidoarjo (ANTARA News) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional(Divre) Jawa Timur meluncurkan beras premium dengan kemasan 200 gram sebagai upaya untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan beras kualitas terbaik.
Kepala Perum Bulog Divre Jawa Timur, Muhammad Hasyim, Jumat mengatakan, peluncuran kemasan 200 gram ini, maka masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan beras kualitas terbaik tanpa harus membayar mahal.
"Setiap kemasan itu dijual dengan harga Rp2500 dan jika ditotal sebanyak 1 Kg harganya masih Rp12.500 atau masih rendah dengan harga eceran tertinggi(HET) beras premium saat ini yang mencapai Rp12.800," katanya saat menyaksikan pengemasan beras kemasan 200 gram di Gudang Bulog Banjarkemantren, Sidoarjo, Jatim.
Ia mengemukakan, kehadiran beras kemasan 200 gram itu nantinya akan menyasar seluruh pasar tradisional yang ada di Jawa Timur, termasuk juga melibatkan penjual yang ada di Rumah Pangan Kita (RPK).
"Kedepan juga akan merambah pasar modern, tetapi kami masih melihat terlebih dahulu bagaimana dengan respons pasar terkait dengan kehadiran beras kemasan 200 gram itu," katanya.
Ia menjelaskan, jika dihitung setiap kali memasak dengan beras kemasan 200 gram itu, maka bisa digunakan untuk makan antara tiga sampai dengan empat orang.
"Pada tahap awal ini, kami akan menggunakan sekitar 10 ton beras premium yang jika dikonversikan akan menjadi 5 ribu kemasan 200 gram," katanya.
Ia mengatakan, adapun kemudahan dari beras kemasan 200 gram ini salah satunya adalah kemudahan untuk mendapatkannya dengan harga yang terjangkau di masyarakat.
Selain itu, masyarakat juga tidak perlu lagi memikirkan untuk membawa beras dengan kemasan yang lebih berat seperti kemasan 5 Kg.
Pihaknya juga akan terus memantau keberadaan beras dengan kemasan 200 gram itu di pasar, karena kalau yang lama belum laku, maka akan diganti dengan kemasan yang baru.
"Kami berharap dengan dengan beras kemasan 200 gram itu akan lebih memudahkan kepada masyarakat mendapatkan beras premium dengan harga yang terjangkau," katanya.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018