Kami perkirakan ikan yang mati mencapai 100 ton, dan kerugian diperkirakan mencapai Rp2 miliar,"
Boyolali (ANTARA News) - Sebanyak 50 peternak ikan keramba di Waduk Kedung Ombo (WKO) Dukuh Bulu Serang, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali, dalam sepekan terakhir mengalami kerugian hingga Rp2 miliar karena banyak ikan yang mati mendadak.
Menurut Kepala Desa Wonoharjo Gunadi di Boyolali, Jumat, fenomena ikan mati mendadak diduga akibat pergantian musim dari musim hujan ke musim kemarau yang terjadi saat ini.
Bahkan, katanya, sebagian peternak terpaksa memanen ikan lebih dini untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
"Kami perkirakan ikan yang mati mencapai 100 ton, dan kerugian diperkirakan mencapai Rp2 miliar," kata Gunadi.
Kegagalan produksi tersebut menyebabkan pasokan ikan air tawar ke pasar menjadi berkurang, kemudian berdampak pada kenaikan harga hingga Rp5.000/kg. Sebelumnya harga ikan air tawar di tingkat peternak sekitar Rp24 ribu hingga Rp25 ribu per kg, kini menjadi Rp30 ribu per kg.
Baca juga: Tubuh menghitam, ribuan ikan keramba mati mendadak
Baca juga: Produksi ikan keramba jaring apung di Danau Toba dikurangi
(B018/B012)
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018