Manila (ANTARA News) - Dua puluh tujuh negara yang tergabung dalam Forum Kawasan ASEAN (ARF) melakukan pertemuan guna membahas situasi politik dan keamanan serta kerjasama kawasan tersebut sebagai upaya untuk mewujudkan perdamaian dan keamanan yang lebih luas di kawasan Asia Pasifik. Pertemuan Ke-14 ARF kali ini diselenggarakan setelah pertemuan ke-40 tingkat menteri luar negeri ASEAN/AMM ke-40 di Balai Sidang Internasional Filipina (PICC), Manila, Kamis. "Dengan adanya ARF, setidaknya kondisi politik dan kestabilitan keamanan kawasan ini dalam beberapa tahun terakhir tampak lebih tenang," kata Direktur Kerjasama Antar Kawasan di Asia Pasifik dan Afrika Departemen Luar Negeri RI, Ibnu Hadi. Mengenai ARF, para Menlu ASEAN berharap forum tersebut dapat mewujudkan sejumlah kerjasama nyata dan dan praktis di antara negara-negara anggotanya untuk mengatasi sejumlah tantangan di era global. Sejumlah tantangan yang harus dibahas di ARF antara lain ialah kontra-terorisme, penanganan bencana, keamanan wilayah laut, perlucutan senjata pemusnah massal, dan lain-lain. Namun, salah satu agenda utama ARF kali ini adalah membahas masalah keamanan yang mungkin dapat mempengaruhi kawasan tersebut pada masa mendatang. Selain itu ARF juga akan membahas rencana penyelenggaran penelitian "Preventive Diplomacy (PD)". Dua puluh tujuh negara peserta ARF adalah 10 negara ASEAN , yakni Brunei, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Vietnam, Laos, Thailand, Filipina, Singapura, ASEAN+3 --Korea Selatan, Jepang, china; ASEAN+10 -- Australia, Kanada, Russia, Selandia Baru, Uni Eropa, Amerika Serikat, India; dan Pakistan, Mongolia, Korea Utara, Timor Leste, Papua Nugini, Sri Lanka, dan Bangladesh. Pertemuan ARF kali ini menjadi forum ARF pertama yang diikuti oleh Sri Lanka, setelah Rabu (1 Agustus) negara itu menandatangani Perjanjian Kerjasama dan Persahabatan (Treaty of Amity/TAC) dengan ASEAN. (*)

Copyright © ANTARA 2007