Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan penguatan mata uang dolar AS terhadap rupiah berpengaruh pada penyediaan anggaran untuk persiapan Asian Games 2018, khususnya bagi atlet yang berlatih di luar negeri.
"Setengah atlet kita yang akan bertanding, sekarang masih di luar negeri, latihan di sana. Juga hampir sebagian besar atlet dalam negeri kita mendapat pelatih dari luar negeri sana. Dengan dolar sekarang ini makin kuat, anak-anak (atlet) yang (latihan) di luar negeri itu juga ditambah uang jalannya," kata Jusuf Kalla di hadapan mitra sponsor Asian Games 2018 di Kantor Wapres Jakarta, Jumat.
Dengan tingginya biaya pelatihan tersebut, pembiayaan untuk pembiayaan Asian Games secara keseluruhan tidak bisa dibebankan kepada Pemerintah saja. Perlu kerja sama dengan BUMN dan perusahaan swasta untuk mendapatkan sponsor bagi penyelenggaraan Asian Games, kata Wapres Kalla.
Bentuk dukungan yang diberikan oleh pihak BUMN dan swasta tersebut, lanjut Wapres Kalla, tentu akan mendapat timbal balik yang besar pula; mengingat Asian Games akan disaksikan oleh miliaran penonton baik di dalam negeri maupun luar negeri.
"Tentu dukungan itu bukan 'free', karena nanti juga perusahaan sponsor itu menjadi terkenal dan dilihat oleh 4 miliar orang di Asian Games ini. Sehingga apa yang anda sumbangkan itu bukan hanya dipakai Inasgoc, tapi akan mendapat dukungan dari penonton seluruh dunia, khususnya Asia," katanya.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah 19 poin menjadi Rp14.413 dibanding posisi sebelumnya Rp14.394 per dolar AS. Nilai tukar tersebut terus melemah di angka Rp14.000 sejak akhir Juni.
Baca juga: Inasgoc terima tambahan 22 sponsor
Baca juga: Dinkes DKI jamin kualitas makanan atlet Asian Games
Baca juga: 16.000 atlet dan ofisial dikonfirmasi turut dalam Asian Games 2018
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018