Manila (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mengangkat masalah lingkungan hidup dan perubahan iklim dalam pertemuan ASEAN+10 di Manila hari Rabu, kata Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda. "Masalah yang kita angkat ialah tentang pertemuan perubahan iklim di Bali pada Desember mendatang. Masalah itu ada tiga, yaitu adaptasi, mitigasi --yang kecenderungannya mudah dicapai kesepakatannya, khususnya forestasi, termasuk di antaranya penghentian pembalakan liar-- dan yang terakhir adalah reforestasi," katanya ketika ditemui seusai pertemuan tersebut. Hassan mengatakan, Indonesia memiliki kepentingan pada proses di Bali, tempat negara secara multilateral berbicara mengenai apa saja yang bisa dilakukan setelah mandat protokol Kyoto berakhir 2012. Namun, tambah dia, pada saat sama, semua pihak harus mendapatkan sesuatu, yang bermanfaat. "Yang paling jelas adalah reforestasi," katanya. Oleh karena itu, sambung Hassan, Indonesia menargetkan secara internal tidak hanya berhasil menyelenggarakan pertemuan itu, namun juga apa yang dapat diperoleh terkait dengan kepentingan bersama dalam kaitan perubahan iklim. "Reforestasi memang proyek jangka panjang, sebab tanah juga harus disurvai. Kita juga sudah membayangkan lahannya, mungkin di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Saya optimis, jika dikembangkan akan makin banyak yang tertarik mendanai reforestasi. Norwegia, misalnya, bersedia," katanya. Menurut Hassan, Menteri LUar Nageri Australia Alexander Downer juga meminta Indonesia cepat dapat menuntaskan kesepakatan untuk reforestasi. "Oleh karena itu, kita saat ini menjajaki ke dalam, siapnya seperti apa, karena ini melibatkan pemerintah pusat, daerah dan bahkan tingkat dua. Dengan kata lain, kalau mau reforestasi, lahannya harus siap dulu," katanya. Menurut dia, potensi hasil pertemuan itu sangat besar. "Kalau tidak reforestasi terjadi kebakaran hutan tiap tahun, emisinya juga lebih besar," katanya. Pada kesempatan itu, ia menjelaskan bahwa Amerika Serikat dan Australia tanpa membicarakan pada guliran politik di Protokol Kyoto lebih memilih langkah praktis. "Australia memutuskan 200 juta dolar Australia untuk reforestasi di ASEAN," katanya. Pertemuan ASEAN+10 terdiri atas 10 negara ASEAN dan Australia, China, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, India, Amerika Serikat, Kanada, Rusia dan Uni Eropa.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007