Jakarta (ANTARA News) - Ahli ekonomi sekaligus mantan juru bicara Wakil Presiden RI ke-11 Boediono, Yopie Hidayat memandang Presiden Joko Widodo perlu mempertimbangkan seorang teknokrat yang ahli di bidang industrialisasi untuk mendampinginya sebagai cawapres di Pilpres 2019.
         
"Jokowi harus mencari wakil seorang teknokrat yang mumpuni di bidang industrialisasi yang juga memiliki dukungan kuat dari partai politik," ujar Yopie dihubungi di Jakarta, Kamis. 
         
Yopie menjelaskan ketiga kriteria itu perlu dipertimbangkan untuk menyelesaikan masalah mendasar bangsa ke depan. 
       
"Tanpa itu, masalah mendasar kita tak akan pernah teratasi," jelas dia. 
    
Dia mengatakan salah satu tantangan terbesar Jokowi dalam lima tahun ke depan jika terpilih lagi sebagai Presiden adalah menjaga rupiah agar nilainya tidak terus merosot. 
     
Dia menekankan sumber masalah merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar adalah defisit neraca transaksi berjalan atau "current account", di mana dollar yang masuk ke Indonesia dari hasil ekspor lebih sedikit daripada dollar yang keluar untuk membayar impor dan sebagainya. 
      
"Ini sebabnya mengapa rupiah terus melemah terhadap dollar dan ini masalah ekonomi paling mendasar yang harus menjadi prioritas Presiden," jelas dia. 
       
Menurutnya, jika tidak diatasi, ekonomi Indonesia akan keropos di mana mata uang rupiah terus melemah.
      
"Percuma saja ada berbagai program pembangunan jika ekonomi Indonesia pondasinya lemah, karena terus menderita defisit 'current account'," ujarnya. 
      
Dia menekankan untuk mengatasi defisit "current account" dibutuhkan upaya terkoordinasi di antara semua menteri, terutama menteri-menteri yang mengurusi masalah ekonomi.
       
Dia mengatakan agar Indonesia memperoleh dollar lebih banyak, maka penerimaan ekspor harus jauh lebih besar daripada pengeluaran untuk impor. 
     
"Maka pemerintah harus mengupayakan lebih banyak ekspor berupa produk manufaktur hasil industri, yang bernilai lebih tinggi. Indonesia tak bisa lagi tergantung pada ekspor komoditas seperti sekarang karena komoditas nilainya relatif lebih rendah dan harganya sangat fluktuatif, naik turun tak stabil, " jelasnya. 
      

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018