"Indonesia diperkirakan pada 2030, akan masuk ke dalam 10 negara besar dunia. Bahkan pada 2050 diperkirakan akan menjadi nomor empat di dunia," ujar Nasir di Jakarta, Kamis.
Persoalannya, adalah bagaimana memanfaatkan bonus demograsi. Jika bonus demografi tidak dimanfaatkan dengan baik, maka hal itu justru menjadi bencana.
"Oleh karena itu, pemimpin kementerian dan lembaga harus melakukan perubahan terutama dalam cara pandang seiring dengan perubahan teknologi," tambah dia.
Para pejabat harus memiliki cara pandang melayani bukan dilayani. Hal itu yang perlu ditanamkan di benak para pejabat.
Pihaknya juga menggandeng profesor dari Massachusetts Institute of Technology yakni Prof Otto Scharmer yang terkenal dengan Teori U.
"Seperti yang kami sampaikan penting sekali melakukan perubahan. Pada hari ini, kami melakukan "presencing" tentang pemahaman bagaimana melakukan suatu bentuk perubahan," kata dia.
Baca juga: Menteri Nasir terima "kado pahit" ulang tahun
Berdasarkan Teori U, "presencing" merupakan gabungan dari presence (kehadiran) dan sensing (penginderaan). Presencing merupakan kesadaran tiap individu dalam organisasi untuk melakukan perubahan dari sisi dalam organisasi tersebut.
Nasir menambahkan Scharmer berhasil melakukan perubahan di sejumlah negara. Salah satunya adalah di Tiongkok.
"Untuk di Indonesia sendiri, kami akan berkolaborasi dengan sejumlah kementerian dan lembaga. Setelah ini, kementerian dan lembaga harus menjalankan hal yang sama untuk pegawai dan bawahannya," papar Nasir.
Baca juga: Menristekdikti: riset harus miliki manfaat bagi masyarakat
Pewarta: Indriani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018