Jakarta (ANTARA News) - Komisi Banding (Komding) PSSI menetapkan hukuman satu tahun percobaan buat mantan penyerang tim nasional (timnas) Zaenal Arif, atas banding terhadap putusan Komdis PSSI yang terkait larangan aktif dalam sepak bola nasional selama enam bulan, akibat tindakan indisipliner yang dilakukannya saat memperkuat tim nasional Indonesia pada Piala Asia 2007. "Kami menetapkan hukuman percobaan terhadap Zaenal selama satu tahun plus denda Rp50 juta," kata Ketua Komding Rusdi Taher di Jakarta, Rabu. Rusdi didampingi anggota Komisi Banding Sophar Maru Hutagalung dan Faisal Abdullah. Menurut Rusdi, hukuman percobaan satu tahun itu, tentunya membuat Zaenal harus ekstra hati-hati dan tidak boleh lagi melanggar kode disiplin PSSI. "Kalau dia melanggar disiplin dalam satu tahun itu maka hukuman enam bulan yang dijatuhkan Komdis segera diberlakukan. Dia juga harus berhadapan dengan Komdis untuk mempertanggung jawabkan pelanggaran yang telah ia lakukan kemudian," tegasnya. Menurut Rusdi, hukuman yang dikeluarkan Komding telah mempertimbangkan aspek keadilan, pembinaan, psikologis, dan manfaat. Aspek keadilan harus mempertimbangkan kadar kesalahan yang dilakukan Zaenal. Aspek pembinaan mempertimbangkan apakah sepak bola Indonesia akan maju dengan hukuman tersebut. Aspek psikologis mempertimbangkan apakah hukuman tersebut mempengaruhi warga PSSI yang lain. Sedangkan aspek manfaat, kata Rusdi, apakah hukuman itu bisa memberi manfaat bagi persepakbolaan Indonesia. Rusdi juga menyatakan, dengan ketetapan ini, Zaenal masih bisa memperkuat klubnya, Persib Bandung di kompetisi PSSI. Sementara itu, Ketua Umum PSSI Nurdin Halid yang menyikapi putusan terhadap pemain berusia 26 tahun itu mengatakan bahwa keputusan tersebut sudah menjadi ketetapan Komding. Zaenal dinyatakan bersalah melanggar aturan jam malam yang diterapkan manajemen timnas Indonesia selama Piala Asia dengan pulang ke hotel lebih dari pukul 22.00 WIB itu. "Saya belum baca keputusannya," katanya. Namun, ia menyatakan bahwa tidak tertutup kemungkinan Zaenal dipanggil timnas. "Soal pemanggilan timnas, itu adalah hak pelatih," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007