Lebak (ANTARA News) - Kementerian Pertanian memuji produksi pangan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang mengalami surplus sehingga menyumbang ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi masyarakat di daerah itu.
"Kami minta petani terus meningkatkan produksi pangan dan kualitas," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Gatot Irianto saat kunjungan kerja ke Kabupaten Lebak, Kamis.
Kementerian Pertanian menggulirkan program padi, jagung, dan kedelai (pajale) untuk mendongkrak produksi pangan nasional dan meningkatkan pendapatan ekonomi petani.
Para petani yang mendapatkan program pajale menerima bantuan dari pemerintah berupa benih padi, jagung dan kedelai serta pupuk.
Namun, penyaluran benih itu didistribusikan pihak ketiga atau rekanan pengusaha.
Selama ini, program pajale berjalan baik dan menyumbangkan ketersedian pangan nasional. Karena itu, pihaknya meminta pemerintah daerah terus melakukan pemantauan agar petani yang sudah panen agar melaksanakan percepatan tanam.
Selain itu juga melakukan pemantauan benih agar petani tidak menerima benih yang tidak bersertifikat unggul.
Program pajale harus menggunakan benih unggul sehingga dapat meningkatkan produksi pangan.
"Jika ditemukan benih tidak bersertifikat unggul, dikembalikan lagi ke pengusaha sebagai rekanan itu," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, selain itu juga pemerintah daerah mewaspadai pergerakan serangan hama tanaman,termasuk wereng batang coklat (WBC).
Apabila hama tersebut menyerang tanaman pajale, secepatnya dilakukan antisipasi agar tidak meluas.
"Kami berharap petani terus melaksanakan percepatan tanam guna mendongkrak produksi pangan," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan produksi beras sampai April 2018 sebanyak 220.000 ton atau surplus sembilan bulan ke depan.
Produksi beras Kabupaten Lebak sekitar 30 persen dipasok ke berbagai daerah seperti DKI Jakarta, Bogor, Sukabumi, hingga Lampung.
"Kami menargetkan produksi beras 2018 di atas 600.000 ton," katanya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018