Ketapang (ANTARA News) - Pada penggalian hari kelima di kompleks pemakaman Astana Pangeran Iranata di Desa Negeri Baru, Kecamatan Benua Kayong, Ketapang, Kalbar, tim arkeolog dari Banjarmasin menemukan sejumlah benda kuno yakni perabotan keramik, relief bermotif bunga dan relief kaki arca yang menempel pada dinding bata merah.Kepala Kantor Informasi, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Ketapang, Yudo Sudarto, menyebut penemuan itu merupakan kemajuan besar dari proses penggalian yang sudah memasuki hari kelima.Kepada ANTARA News di Pontianak, Rabu, ia mengatakan, sejak penggalian hari pertama Sabtu lalu, tim arkeolog yang diketuai Bambang Wiku Atmodjo menemukan puing-puing bata merah dan keramik kuno yang berserakan di sekitar lokasi penggalian. Kemudian pada penggalian hari keempat, mereka menemukan struktur bangunan candi dan letaknya. Selain Struktur bangunan candi, ditemukan pula puing lingga dan pecahan lumpang atau lesung batu di lokasi tersebut. Lingga yang merupakan lambang pemujaan peradaban Hindu kuno itu berukuran sangat besar dengan bagian atas yang telah patah sehingga menyisakan tunggulnya saja. Sebaran penemuan barang bersejarah tersebut cukup luas, pada radius 100 - 200 meter. Di kawasan tersebut, menurut tim arkeolog, banyak kemungkinan ditemukan benda-benda bersejarah lainnya, karena banyak terdapat pecahan keramik kuno dari berbagai jaman dan barang barang kuno lainnya. Mengenai penemuan Rabu ini, Ketua Tim Arkeolog, Bambang Wiku menyatakan, struktur candi yang ditemukan ternyata adalah bagian pintu masuk. Pada pintu masuk itu terdapat relief arca dan ukiran bunga. Ia mengharapkan akan mendapat temuan benda benda bersejarah lain. Penggalian dari tim arkeologi Banjarmasin akan dilaksanakan selama 12 hari. Selain penggalian di kawasan Astana Pangeran Iranata juga akan mengadakan kunjungan penelitian ke kompleks makam Tanjungpura di Desa Tanjungpura. Di makam Tanjungpura itu tim juga akan menelusuri kemungkinan ditemukannya benda-benda kuno dan bersejarah. Yudo Sudarto menyatakan, adanya penemuan jejak bersejarah tersebut, diharapkan dapat mensosialisasikan pemeliharaan benda cagar budaya. Ia juga menyatakan kini sedang mempelajari makam serupa yang ada di Desa Demit, Kecamatan Sandai. Pada lokasi tersebut telah ditemukan nisan dari kayu belian (ulin) yang bertuliskan huruf Arab timbul. Bentuknya mirip nisan yang berada di pemakaman Tanjungpura. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Pangeran Anjang dan makam putri Mayang Sari. Diduga situs tersebut merupakan bekas dari penyebaran Kerajaan Indralaya di Kecamatan Sandai. Meski telah menemukan sejumlah benda kuno, menurut Yudo, tim arkeolog menyatakan penyesalan mereka mengenai adanya tim terdahulu yang tidak memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah Ketapang. Akibatnya banyak di antara bata merah dan puing candi yang ditemukan, hilang karena diangkut masyarakat untuk bahan bangunan. Selain adanya penemuan tersebut, Ketapang juga dikenal dengan makam Keramat Tujuh dan Keramat Sembilan. Pada nisan Keramat Tujuh tertulis tahun 1363 saka atau 1441 Masehi. Nisan dari batu andesit bertuliskan huruf Arab. Nisan batu andesit ditemukan di Jawa dan untuk yang pertama di Kalimantan terdapat di Ketapang. Melihat bentuk nisannya, diperkirakan pada abad terakhir Majapahit. Kabupaten Ketapang merupakan daerah kerajaan Tanjungpura yang mengalami kejayaan pada abad ke XIV. Di tempat tersebut juga terdapat peninggalan dari Kerajaan Matan, Kerajaan Sukadana, dan Kerajaan Simpang yang masing-masing dipimpin seorang Panembahan. Perjalanan dari Pontianak menuju ke Kabupaten Ketapang, dapat melalui transportasi sungai menggunakan motor air (klotok) selama 12 jam, atau "speed boat" selama 6 jam, ferry 13 jam dan transportasi udara selama 90 menit.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007