"Khusus untuk kesehatan, sampai saat ini kami belum mendapatkan laporan adanya masyarakat yang sakit karena menghirup abu Gunung Agung," kata Kepala Dinas Kesehatan Jembrana Putu Suasta., di Negara, Rabu.
Ia memerintahkan seluruh petugas medis, termasuk di puskesmas, untuk siap melayani pasien yang memang terpapar abu Gunung Agung.
Dia menjelasan petugas di puskesmas mampu menangani infeksi saluran pernafasan, yang bisa terjadi saat manusia menghirup abu vulkanik gunung.
"Ada atau tidaknya masyarakat yang terganggu kesehatannya karena letusan gunung, ada beberapa faktor seperti intensitas abu yang turun, daya tahan tubuh serta hal lainnya," katanya.
Ia sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, terkait pembagian masker bagi masyarakat.
Sebelumnya, BPBD Jembrana membagikan masker kepada masyarakat di Dusun Sari Kuning, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya yang wilayahnya terguyur hujan abu Gunung Agung.
"Meski intensitasnya rendah, kami antisipasi dengan membagikan masker. Masyarakat kami imbau untuk segera melapor kepada kami jika di wilayahnya turun hujan abu," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jembrana Ketut Eko Susilo.
Hingga Selasa (3/7) siang, ia mendapatkan laporan terjadi hujan abu ringan di beberapa wilayah, seperti di Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan dan Desa Manistutu, Tukadaya, serta Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya.
Dia mengatakan hujan abu di Kabupaten Jembrana rata-rata terjadi di daerah pegunungan atau dataran tinggi.
Baca juga: Relawan bantu siapkan makanan pengungsi Gunung Agung
Baca juga: PVMBG: status Gunung Agung masih siaga
Baca juga: Sejumlah wilayah di Bali terpapar hujan abu
Pewarta: Gembong Ismadi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018