Jakarta (ANTARA News) - Survei Pusat Kajian Pembangunan dan Pengelolaan Konflik (Puspek) FISIP Universitas Airlangga menunjukkan pemilih Islam menyukai Joko Widodo-Muhaimin Iskandar sebagai pasangan calon presiden-wakil presiden.
Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa, disebutkan dalam simulasi tiga capres-cawapres, peluang keterpilihan Jokowi-Cak Imin mencapai 41 persen, melampaui Prabowo-Zulkifli Hasan sebesar 26,3 persen dan Gatot-Anies 6,4 persen.
Jika hanya ada dua capres dan cawapres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, peluang Jokowi-Cak Imin sebesar 42 persen, sementara Prabowo-Anies menempel tujuh persen di bawahnya dengan 35,7 persen.
Peluang keterpilihan Jokowi memang lebih besar jika berpasangan kembali dengan Jusuf Kalla, yakni 47,1 persen.
Berdasarkan survei itu, pemilih Islam yang memilih Jokowi sebesar 47,9 persen disusul Prabowo 30,1 persen.
"Dukungan terhadap suara Jokowi berasal dari pedesaan, masyarakat Pulau Jawa dan perempuan. Sedangkan, suara Prabowo berasal dari perkotaan, masyarakat di luar Pulau Jawa dan laki-laki. Pemilih Jokowi dan Prabowo sama-sama solid," ujar Direktur Puspek Novri Susan.
Survei bertajuk "Menakar Arah Pemilih Islam: Menuju Pemilu 2019" itu menggunakan pendekatan kuantitatif.
Data dikumpulkan melalui wawancara tatap muka (face to face) kepada 1.200 responden Muslim terpilih di 29 provinsi selama 12-26 Juni 2018.
Toleransi kesalahan sampel (Margin of error) 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara itu, pada citra capres, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dinilai sebagai capres yang paling merepresentasikan Islam dengan angka 18,2 persen.
Di bawahnya Joko Widodo (14,7 persen), Prabowo Subianto (12,3 persen), Mahfud MD (11,1 persen), Habib Rizieq Shihab (5,6 persen) dan Said Aqil Siroj (5,0 persen).
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018