Jakarta (ANTARA News) - DPR akan memanggil Direksi PT Pertamina terkait masa depan kilang minyak Pangkalan Brandan di Langkat, Sumatera Utara, karena setelah Pertamina menutup kilang minyak pertama di Indonesia itu, masyarakat justru resah dan banyak yang mengganggur. "Kita akan pelajari dulu masalahnya apa. Selanjutnya kita bahas dengan direksi Pertamina dan pihak terkait termasuk masyarakat," kata Wakil Ketua Komisi VII yang antara lain membidangi masalah pertambangan), Sutan Bhatoegana, kepada pers di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu. DPR akan mempelajari persoalan yang sebenarnya untuk selanjutnya akan bersikap apakah kilang itu akan dibuka kembali atau tidak. Namun, DPR akan sangat memperhatikan aspirasi dari rakyat. Apalagi, kilang Pangkalan Brandan memiliki sejarah penting bagi Indonesia. Bhatoegana mengemukakan, Komisi VII akan berusaha memberi solusi terbaik bagi semua pihak yang terkait keberadaan kilang itu, baik Pertamina, masyarakat maupun pihak terkait lainnya. Pemanggilan oleh DPR kepada direksi Pertamina akan dilakukan pada masa sidang mendatang yang dimulai 16 Agustus 2007. Saat ini DPR sedang memasuki masa reses. Pertamina menutup kilang ini sejak Maret 2007 karena kapasitas produksi eksplorasi dan eksploitasi sekitar sekitar 4.000 barel/hari minyak mentah. Secara komersial, Pertamina hanya bisa menuai rugi jika kapasitas produksi tidak mencapai 6.000-7.000 barel per hari. Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Keluarga Masyarakat Brandan (Ikadan), Azhar Daroemin, menyatakan bahwa masyarakat prihatin atas penutupan operasi Kilang Minyak Pertamina UP-1 Pangkalan Brandan Kabupaten Langkat. Kilang Pangkalan Brandan yang dikelola Unit Pengolahan (UP) I Pertamina Brandan, merupakan salah satu dari sembilan kilang minyak yang ada di Indonesia, delapan lainnya adalah, Dumai, Sungai Pakning, Musi (Sumatera), Balikpapan (Kalimantan), Cilacap, Balongan, Cepu (Jawa), dan Kasim (Papua). N.V. Koninklijke Nederlandsche Maatschappij pada tahun 1891 membangun kilang itu dan mulai berpoduksi sejak 1 Maret 1892. Bandingkan dengan kondisi sekarang, kilang yang berada di Kecamatan Babalan Langkat saat ini berkapasitas 5.000 barel per hari, dengan hasil produksi berupa gas elpiji sebanyak 280 ton per hari, kondensat 105 ton per hari, dan beberapa jenis gas dan minyak. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007