Makassar (ANTARA News) - Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Basli Ali mengatakan bahwa KM Lestari Maju yang mengalami kecelakaan di perairan Selayar pada Selasa, mulai beroperasi di perairan daerah itu pada 2016.
Menurut Basli di Benteng, Selayar, Selasa, kapal tersebut terbilang besar dibandingkan kapal ferry lainnya sehingga menjadi alternatif utama bagi masyarakat Selayar dan sekitarnya.
"Tahun 2016 masuk kapal itu di Selayar dan milik swasta ini sudah dimodisifikasi, sehingga selain mengangkut barang juga mengangkut penumpang," katanya.
Untuk mengevakuasi korban KM Lestari Maju yang mengalami kecelakaan pascamesin di lambung kiri rusak, lanjut dia, pihaknya mengerahkan semua tim medis, petugas BPBD, SAR dan pihak terkait.
Mengenai jumlah korban meninggal berdasarkan data BPBD Sulsel dan SAR Sulsel diketahui sebanyak 12 orang. Sedangkan 41 orang korban yang selamat ditangani di dua puskesmas yakni Puskesmas Parangia dan Puskesmas Bontomatene yang merupakan puskesmas terdekat dari Pelabuhan Pamatata, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel.
KM Lestari Maju yang mengangkut penumpang 139 orang dikandaskan di perairan Selayar, Sulawesi Selatan pasca mengalami kerusakan mesin di lambung kiri kapal.
Kapal jenis ferry ini mengalami masalah di bagian mesin sekitar pukul 13.40 Wita, karena air masuk dek lterkait kecelakaan laut di Kabupaten Selayar, Sulsel, Selasa.
Baca juga: Korban meninggal KM Lestari Maju jadi 12 orang
Berikut identitas 12 korban meninggal insiden kandasnya KM Lestari Maju:
- H Abd Rasyid (60 tahun) beralamat Benteng, Selayar
- Andi Junaeda (50) asal Bone
- St Saerah (50) dari Onto
- Rosmiati (40) yang merupakan guru SMK Kesehatan Selayar
- Rajmaeni (50) di Jalan Mangga, Benteng
- Denniamang (60) alamat Polong
- Hj Sakinah di Jalan Bulu Lasinrang
- Sinaji
- Seorang anak laki-laki tanpa identitas
- Anak perempuan (3 thn) identitasnya tidak dikenal
- anak laki-laki tidak dikenal alamat Pajjukukang
- Nini Nurianti (30) alamat Bonea Selayar.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018