Pemain 32 tahun itu masuk sebagai pemain pengganti pada fase akhir putaran 16 besar melawan pasukan Roberto Martinez, namun tidak mampu mencegah timnya kalah 2-3.
"Hari ini kami memperlihatkan bagaimana kami berproses sebagai sepak bola Jepang," kata mantan gelandang AC Milan itu kepada para pewarta setelah pertandingan.
"Saya mungkin telah menyelesaikan karier saya untuk tim nasional, namun saya senang karena kami memiliki banyak pemain muda mengikuti kami, dan menurut saya mereka akan membuat sejarah baru untuk sepak bola Jepang."
Jepang menggenggam keunggulan dua gol pada menit ke-52 menyusul gol-gol yang dibukukan Genki Haraguchi dan Takashi Inui, namun Jan Vertonghen dan Marouane Fellaini menyamakan kedudukan sebelum Nacer Chadli mengemas gol pada fase akhir laga untuk mengamankan kemenangan dramatis bagi Belgia.
Baca juga: Belgia bangkit untuk menang 3-2 atas Jepang
"Ini merupakan Piala Dunia terakhir untuk saya," tambah Honda. "Itulah kenyataannya. Sejujurnya, saya ingin membawa semuanya ke putaran selanjutnya namun saya tidak dapat melakukan pekerjaan itu. Saya melakukan semua yang saya mampu. Saya melakukan yang terbaik sebisa saya."
"Belgia layak menang, namun kami juga bermain sebaik mungkin. Saya ingin berterima kasih kepada rekan-rekan setim saya."
Honda, yang mengoleksi 37 gol dari 98 penampilan untuk negaranya, digunakan sebagai sosok yang dapat memberi dampak sebagai pemain pengganti pada Piala Dunia ketiganya, dan memiliki beberapa peluang untuk mencetak gol penentu kemenangan untuk Jepang sebelum gol dramatis Belgia tercipta.
Baca juga: Belgia menang 3-2 atas Jepang untuk hadapi Brazil
"Kami bahkan telah berbicara mengenai skor dan ketika saya memasuki permainan, namun saya tidak mampu melaluinya," tutur Honda.
"Saya selalu berkata jika Anda berada di kompetisi ini Anda semestinya memenanginya, dan saya harap generasi pemain yang lebih muda memikul semangat itu," katanya, demikian dilaporkan Reuters.
(H-RF/T013)
Pewarta: antara
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018