Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa, disebutkan, bentuk implementasi rencana aksi itu mencakup kerja sama antara RSCM dan Seoul National University Hospital (SNUH) bidang transplantasi organ dan pembedahan robotik, kerja sama bidang produksi kantong darah dan fraksionasi plasma darah, berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait registrasi alat kesehatan, serta joint venture perusahaan farmasi Korea selatan di Indonesia.
Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-beom yang bertemu dengan Menteri Kesehatan, Nila F Moeleok, di Kantor Kementerian Kesehatan, menyatakan siap untuk mengimplementasikan rencana ini.
Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan telah mempunyai kerja sama yang erat berdasarkan nota kesepahaman kesehatan yang ditandatangani pada 9 November 2017.
Kim juga menambahkan, berdasarkan informasi Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan bahwa pihak swasta Korea Selatan sudah mempunyai proyek percontohan untuk membangun layanan kesehatan komunitas di Tasikmalaya.
Moeloek juga menekankan, penting untuk dapat membangun sistem yang telah berhasil dilaksanakan di Korea agar diimplementasikan di Indonesia.
Untuk itu, dia sangat menyambut baik dan mendorong pendirian Pusat Ginjal di Indonesia dengan asistensi dari SNUH.
Mereka mengharapkan saat kunjungan Presiden Jokowi ke Korea Selatan pada September 2018, rencana aksi itu bisa ditandatangani menteri kesehatan kedua negara, dan diharapkan sudah ada implementasi konkret yang berjalan berdasarkan rencana aksi yang telah disusun.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018