Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Energi Dan Sumber Daya Minera (ESDM) melalui Badan Geologi menadatangani nota kesehamanan (Memorandum of Understanding/MoU) kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ruang lingkup kerja sama ini meliputi, penelitian dan pengembangan warisan geologi, cagar alam geologi, kebencanaan geologi serta geologi lingkungan, berdasarkan informasi yang dihimpun Antara di Jakarta, Senin.
Peningkatan kemampuan sumber daya manusia, dan kegiatan lain yang terkait juga disepakati kedua belah pihak.
MoU ditandatangani oleh Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM Rudy Suhendar dan Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Mikael Fernandez, di Kementerian ESDM, Jakarta.
Rudy berharap dengan kerja sama ini kedua belah pihak dapat meningkatkan penelitian dan layanan di bidang geologi yang dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia.
"Mari kita niatkan secara bersama-sama untuk melakukan kerja sama baik, yang nanti melibatkan Badan Geologi atau melibatkan subsektor lainnya, baik apakah itu dengan Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Ditjen Ketenaglistrikan atau migas, semuanya nanti kita bisa fasilitasi sehingga semua lancar," ujar Rudy.
Kerja sama ini juga diharapkan Rudy akan terus berjalan hari ini dan di masa akan datang agar kedua belah pihak mendapatkan hasil yang baik.
"Saya bersyukur telah mengerjakan kegiatan MoU ini. Saya atas nama segenap jajaran Badan Geologi Kementerian ESDM mengucapkan terima kasih atas kesediaan Pemerintah Provinsi NTT untuk bekerja sama dengan kami, karena kami tanpa kerja sama tidak bisa melakukan apa-apa dan menghasilkan apa-apa," lanjut Rudy.
Sementara itu, Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mikael Fernandez menuturkan bahwa kerja sama yang dibangun antara Pemerintah Provinsi NTT dan Badan Geologi ini penting dilakukan, karena NTT memiliki banyak kekayaan sumber daya alam yang dapat dikembangkan.
"Kita di daerah tidak berdaya, kita boleh punya sumber daya alam, tapi kita tidak punya teknologi. Yang kedua, kita tidak punya sumber daya manusia yang cukup untuk mengelolanya," ujar Mikael.
Menurut Mikael, agar masyarakat Provinsi NTT maju maka sumber daya alam itu harus dikelola dan dikembangkan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat. "Kita harus kelola sumber daya alam itu kalau kita mau maju, kita harus kelola, apalah artinya tambang itu, hanya cerita saja, sampai hari ini kita tidak bisa kelola," ungkap Mikael.
Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur menyimpan banyak potensi sektor ESDM yang dapat dioptimalkan, misalnya dibidang geologi, antara lain penelitian fosil manusia purba pertama dan tertua di Cekungan Soa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, yang tidak menutup kemungkinan dilokasi penelitian tersebut dapat dijadikan geopark.
"NTT ini bisa maju sama dengan provinsi lainnya di Indonesia, karena kita punya potensi banyak, tapi kita belum kelola dengan baik dan untuk kita bisa maju kita melakukan kerjasama dengan berbagai pihak," jelas Mikael.
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018