-
(Semua nilai uang dinyatakan dalam dolar Amerika Serikat ) JAKARTA, 1 Agustus 2007 (ANTARA) - PT International Nickel Indonesia Tbk ("PT Inco", atau "Perusahaan", BEJ: INCO) hari ini mengumumkan penjualan bersih triwulan kedua tahun 2007 yang tidak diaudit sebesar AS$859,0 juta naik 232% dari AS$258,6 juta pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih dalam triwulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 sebesar AS$479,2 juta atau AS$0,48 per saham, naik 501% dari laba bersih AS$79,7 juta atau AS$0,08 per saham, pada triwulan yang sama tahun 2006. Penjualan naik 196% menjadi AS$1.305,7 juta dalam enam bulan pertama 2007 dari AS$440,5 juta pada periode yang sama tahun 2006. Laba bersih pada paruh pertama 2007 naik 473% menjadi AS$707,0 juta,atau AS$0,71 per saham, dari AS$123,3 juta atau AS$0,12, pada paruh pertama 2006. Presiden dan Chief Executive Officer PT Inco, Arif Siregar mengatakan, "Neraca PT Inco terus membaik sepanjang triwulan kedua 2007. Walaupun mengalami kenaikan pembayaran dividen sebesar AS$497,1 juta pada triwulan pertama 2007, slado kas pada akhir triwulan kedua 2007 tercatat sebesar AS$683,2 juta dibandingkan dengan AS$170,4 juta pada akhir triwulan kedua 2006." Harga realisasi rata-rata nikel dalam matte PT Inco adalah AS$38.926 per ton (AS$17,66 per pon) pada triwulan kedua 2007, dibandingkan dengan AS$14.326 per ton (AS$6,50 per pon) pada periode yang sama tahun 2006 dan AS$29.149 per ton (AS$13,22 per pon) pada triwulan pertama 2007. Berdasarkan kontrak-kontrak penjualan jangka panjang panjang wajib-ambil Perseroan dalam denominasi dolar AS, harga jual produksi nikel dalam matte ditentukan dengan suatu formula dengan patokan harga tunai nikel di Bursa Logam London (LME), dan harga bersih realisasi rata-rata nickel CVRD Inco Limited. Produksi nikel dalam matte untuk triwulan kedua 2007 sebesar 21.100 ton (46,5 juta pon), naik 33% dari 15.900 ton (35,0 juta pon) pada periode yang sama tahun 2006. Produksi nikel dalam matte pada paruh pertama 2007 naik 18% menjadi 39.100 ton (86,1 juta pon) dari 33.200 ton (73,3 juta pon) dalam enam bulan pertama 2006. Selama triwulan kedua 2007, PT Inco juga mengirimkan sekitar 225.000 ton bijih basah dari daerah operasi Pomalaa ke PT Antam Tbk. "Kondisi curah hujan yang berada di atas rata-rata sejak akhir Februari 2007, telah sedikit meningkatkan ketinggian permukaan air penampungan utama kami, sehingga Perseroan dapat mengoperasikan pembangkit listrik tenaga air pada tingkat normal. Kondisi curah hujan yang lebih baik dan produksi yang mantap pada paruh pertama 2007 menempatkan Perseroan dalam kondisi yang baik untuk mencapai target produksi 2007 yang telah diumumkan sebelumnya sebesar 160-sampai-165 juta pon (72.575-sampai-74.843 ton) nikel dalam matte. Selain itu, pembangkit diesel baru yang telah dipasang memberikan tenaga listrik tambahan bagi Perseroan. Pembangkit diesel ini memungkinkan kami untuk mempertahankan produksi ketika pembangkit listrik tenaga uap dihentikan untuk kegaiatan pemeliharaan pada triwulan kedua. Pasokan ekstra tenaga listrik ini juga akan menolong ketika pembangkit listrik tenaga uap diperbaiki pada akhir tahun ini." Demikian disampaikan Bapak Siregar. Bapak Siregar menambahkan, "Kami percaya bahwa Perseroan telah mencapai kemajuan dalam mendapatkan izin kehutanan dari Pemerintah Indonesia sehubungan dengan pembangunan bendungan dan fasilitas pembangkit tenaga listrik yang baru di Karebbe pada sunagi Larona. Diperolehnya izin kehutanan final dengan persyaratan yang dapat diterima diperlukan bagi Perusahaan untuk memulai kembali pembangunan pada fasilitas yang penting ini. Selain itu, selama triwulan kedua ini, Perseroan juga meluncurkan program inisiatif yang penting untuk meningkatkan kapasitas kontraktor-kontraktor setempat untuk berpartisipasi dalam peluang usaha yang berkaitan dengan operasi kami di Sorowako." Biaya produksi tunai per unit pada triwulan kedua 2007 naik 6% menjadi AS$3,30 per pon dari $3,11 per pon pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan pada biaya kas unit disebabkan oleh kenaikan biaya karyawan, kenaikan pemakaian minyak bakar berkadar sulfur tinggi (HSFO), dan penggunaan solar yang jauh lebih mahal. Harga solar naik menjadi rata-rata $0,56 per liter pada triwulan kedua tahun 2007 dari $0,53 per liter pada periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan menggunakan 33,5 juta liter solar pada triwulan kedua 2007, dibandingkan dengan 29,0 juta liter pada triwulan pertama 2007. Harga LME untuk nikel yang tinggi mengakibatkan pembayaran yang lebih tinggi atas royalti dan iuran air yang dibayarkan kepada pemerintah Indonesia pada triwulan kedua 2007 dibandingkan dengan triwulan pertama 2007. Meskipun kenaikan penggunaan disel dan kenaikan pembayaran kepada pemerintah Indonesia, biaya tunai produksi per unit pada triwulan kedua sedikit turun dibandingkan dengan triwulan pertama 2007, terutama disebabkan oleh kenaikan produksi. Untuk memaksimalkan produksi dengan kondisi harga nikel yang tinggi saat ini, Perseroan akan terus menggunakan pembangkit listrik bahan bakar minyak yang lebih mahal untuk melengkapi tenaga listrik berbiaya rendah. Pada paruh pertama 2007, kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi, sebelum pengeluaran barang modal, meningkat menjadi AS$763,1 juta dari AS$103,8 juta untuk periode yang sama tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh kenaikan penerimaan dari pelanggan sebesar AS$1.220,6 juta, yang sebagian diimbangi oleh pembayaran pajak yang lebih tinggi sebesar AS$212,8 juta dan pembayaran yang lebih tinggi kepada karyawan sebesar AS$44,2 juta. Kas yang digunakan berkaitan dengan pengeluaran barang modal dalam enam bulan pertama 2007 naik menjadi AS$55,5 juta dari AS$50,8 juta pada periode yang sama tahun 2006. Kas yang digunakan untuk pembayaran dividen pada paruh pertama 2007 naik menjadi AS$497,1juta dari AS$85,4 juta pada paruh pertama 2006. Oleh karena itu terdapat arus masuk kas bersih sebesar AS$ 205,3 juta pada paruh pertama 2007 dibandingkan dengan arus keluar sebesar AS$78,7 juta pada periode yang sama tahun 2006.Ikhtisar kinerja keuangan Perseroan adalah sebagai berikut:
| Triwulan Kedua | Paruh Pertama |
2007 | 2006 | 2007 | 2006 |
Produksi nikel dalam matte: |
- ribu ton | 21,1 | 15,90 | 39,10 | 33,20 |
- juta pon | 46,5 | 35,00 | 86,10 | 73,30 |
|
Penjualan nikel dalam matte: |
- ribu ton | 21,70 | 17,80 | 36,80 | 33,90 |
- juta pon | 47,90 | 39,20 | 81,10 | 74,70 |
|
Harga realisasi rata-rata: |
- per ton | AS$ 38.926 | AS$14.326 | AS$34.919 | AS$12.811 |
- per pon | AS$ 17,66 | AS$ 6,50 | AS$ 15,84 | AS$ 5,81 |
|
Penjualan bersih - juta | AS$ 859,0 | AS$ 258,6 | AS$ 1.305,7 | AS$ 440,5 |
|
Laba bersih - juta | AS$ 479,2 | AS$ 79,7 | AS$ 707,0 | AS$ 123,3 |
|
Laba bersih per saham | AS$ 0,48 | AS$ 0,08 | AS$ 0,71 | AS$ 0,12 |
Pada tanggal 30 Juni 2007, persediaan nikel dalam matte Perseroan adalah 2.902 ton (6,4 juta pon), dibandingkan dengan 3.544 ton (7,8 juta pon) pada 31 Maret 2007 dan 128 ton (0,3 juta pon), pada 30 Juni 2006. Perbedaan dalam jumlah persediaan dalam jumlah pengiriman terutama disebabkan oleh jadwal pengapalan. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi: Indra Ginting, Tel: +6221 524 9000 Jan Kees van Gaalen, Tel: +6221 5249002
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2007