Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan laju inflasi pada periode Lebaran 2018 merupakan yang terendah dibandingkan periode sama pada 2016 dan 2017.
"Ini merupakan angka menggembirakan. Perlu kita apresiasi kerja keras pemerintah-BI untuk mengendalikan harga dengan kebijakan," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Suhariyanto mengatakan inflasi periode Lebaran pada Juni 2018 tercatat sebesar 0,59 persen, atau lebih rendah dari periode Juli 2016 dan Juni 2017 masing-masing sebesar 0,69 persen.
Posisi ini juga jauh lebih baik dari periode Agustus 2012 sebesar 0,95 persen, Agustus 2013 sebesar 1,12 persen serta Juli 2014 dan Juli 2015 masing-masing sebesar 0,93 persen.
"Jadi sejak 2011, ini inflasi lebaran yang terendah," kata Suhariyanto.
Suhariyanto mengatakan inflasi yang terkendali pada Juni 2018 ini karena harga-harga komoditas pangan seperti telur, cabai merah, beras dan bawang putih tidak mengalami kenaikan.
Meski demikian, tarif angkutan udara maupun tarif angkutan antar kota mengalami kenaikan dan memicu inflasi pada Lebaran karena tingginya permintaan dari masyarakat.
"Secara keseluruhan, inflasi pada periode Juni 2018 dipengaruhi oleh tarif angkutan udara, ikan segar, tarif angkutan antar kota, daging ayam ras dan tarif sewa rumah," ujarnya.
Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen, seluruhnya mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 2,71 persen dan inflasi terendah di Medan dan Pekanbaru masing-masing 0,01 persen.
Dengan inflasi pada Juni 2018 sebesar 0,59 persen, maka laju inflasi tahun kalender Januari-Juni tercatat sebesar 1,90 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 3,12 persen.
Sementara itu, pemerintah menetapkan asumsi inflasi nasional pada APBN 2018 sebesar 3,5 persen.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018