Tokyo (ANTARA News) - Kaisar Jepang Akihito membatalkan tugas-tugas publiknya setelah menderita pusing dan mual akibat anemia otak, kondisi yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke otak, kata seorang pejabat istana, Senin.

Akihito (84), yang menghabiskan hampir tiga dasawarsa di tahta untuk menyembuhkan luka-luka perang, akan mundur pada 30 April tahun depan dalam turun tahta pertama kaisar Jepang selama hampir dua abad.

Badan Rumah Tangga Kekaisaran, yang menangani urusan keluarga kekaisaran, menyatakan bahwa sang kaisar didiagnosis dengan anemia otak setelah mengeluh mual dan pusing.

Kaisar akan dipantau saat beristirahat di Istana Kerajaan di Tokyo, kata lembaga itu.

Kantor berita Kyodo mewartakan bahwa istri Akihito, Permaisuri Michiko, akan tetap bertemu Putri Ayako, putri mendiang sepupu Akihito, Pangeran Takamado, yang akan mengunjungi pasangan kekaisaran itu pada Senin setelah pengumuman pertunangannya dengan warga biasa berusia 32 tahun.

Akihito, yang telah menjalani operasi jantung dan perawatan kanker prostat, mengatakan pada 2016 bahwa ia takut usia mungkin mempersulitnya memenuhi tugas.

Sebelumnya dianggap sebagai keturunan langsung dewa, kaisar Jepang kini didefinisikan konstitusi sebagai "lambang negara dan kesatuan rakyat", tetapi tidak memiliki kekuatan politik.

Akihito dan Michiko menghabiskan banyak waktu mereka menangani peninggalan Perang Dunia Kedua, yang diperjuangkan atas nama ayahnya, Hirohito, dan menghibur korban bencana atau kesengsaraan lain. Dia dihormati rata-rata orang Jepang. Ahli warisnya adalah Putra Mahkota Naruhito, yang berusia 58 tahun, demikian siaran kantor berita Reuters.(Uu.KR-DVI)

Baca juga: Kaisar Jepang Akihito jalani perawatan karena penyakit otak
Baca juga: Kaisar Akihito turun tahta 30 April 2019

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018