Bogor (ANTARA News) - Abu jenazah karikaturis Kompas, Gerardus Mayela (GM) Sudarta, akan disimpan di Museum Sapto Hoedojo, Yogyakarta, setelah dikremasi di Krematorium Sentra Medika, Cibinong

Putri sulung almarhum, Kinara Sudarta, di rumah duka di Sinar Kasih Kota Bogor, Minggu, mengatakan penyimpanan abu di Museum Sapto Hoedojo atas permintaan almarhum sendiri.

"Romo sempat sampaikan minta abunya disimpan di Museum Sapto Hoedojo, karena banyak teman-temannya di situ," kata dia.

GM Sudarta menghembuskan nafas terakhirnya, Sabtu (30/6), di kediamannya di Megamendung, Cisarua, Kabupaten Bogor. Jenazah disemayamkan di rumah duka Sinar Kasih.

Kinara menyebutkan, jenazah almarhum akan dikremasi, Senin (2/7), di Krematorium Sentra Medika, Cibinong, Bogor.

Sebelum dikremasikan, dilaksanakan ibadah Sabda, dan Misa Requem yang dipimpin Romo Suharsono, Paroki Megamendung, sebagai bentuk penghormatan kepada almarhum.

Romo menyebut GM Sudarta pernah mendatangi Paroki Megamendung untuk meminta sakramen orang sakit.

Ibadah misa dan sabda dihadiri keluarga, kerabat, sahabat karib, rekan kerja, serta jemaat Paroki Megamendung.

Menurut Kinara, abu jenazah akan dibawa ke Yogyakarta Selasa pekan depan atau sehari setelah kremasi.

"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak museum untuk menyiapkan tempat penyimpanan abu Romo," kata Kinara.

Hadir pada ibadah misa requem Almarhum Pimpinan Redaksi Kompas, Budiman Tanuredjo.

"Ini kehilangan besar bagi Kompas. Sampai sekarang belum ada kartunis yang sekaliber Mas GM," kata Budiman dihubungi di Jakarta, Sabtu kemarin.

Budiman mengatakan, GM Sudarta hampir menyertai Kompas sepanjang usia harian tersebut. GM Sudarta bergabung sebagai kartunis dengan harian Kompas sejak 1967.

Meskipun sudah pensiun sejak 2005, karya-karya GM Sudarta tetap dimuat oleh Kompas hingga kesehatannya tidak memungkinkannya lagi untuk berkarya.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018