Jakarta (ANTARA News) - Saksi penyelenggaraan Asian Games 1962 mengaku kagum dengan perubahan Jakarta sebagai salah satu tuan rumah penyelenggaraan Asian Games 2018.
"Saya ikut sebagai anggota drumben dari Akademi Militer Nasional dalam pembukaan dan penutupan Asian Games 1962. Ketika itu jakarta masih sepi dan belum ada jalan tol," kata Soepranggono selepas mengikuti kegiatan Fun Run Asian Games di Jakarta, Minggu.
Pria asal Madiun itu mengaku tidak ikut dalam kegiatan ataupun sebagai sukarelawan dalam Asian Games 2018 meskipun telah berpengalaman mengikuti upacara pembukaan dan penutupan Asian Games 1962.
"Tapi, saya akan ikut jika ada lomba untuk orang tua. Saya masih mampu ikut dalam kejuaraan lari 21 kilometer dan berharap dapat ikuti lomba lari maraton 42 kilometer," kata pria berusia 78 tahun itu.
Soepranggono mengaku terkesan dengan wisma atlet di Kemayoran, Jakarta sebagai tempat penginapan atlet-atlet peserta Asian Games 2018 selain arena-arena pertandingan di komplek Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta.
"Medali ini merupakan medali ke-17 lomba lari yang saya ikuti. Terakhir kali, saya ikut lomba lari di Bonn, Jerman pada April," kata pria yang memegang alat musik trumpet dalam drumben Akademi Militer Nasional itu.
Selain mengikuti perlombaan lari, Soepranggono juga sering mengunggah foto-foto keikutsertaannya dalam setiap lomba lari yang diikutinya dalam akun Facebook.
Sebanyak 5.000 orang mengikuti kegiatan Fun Run Asian Games yang berlangsung di komplek Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Minggu.
Penyelenggaraan Fun Run Asian Games Jakarta mempunyai rute mengelilingi komplek Gelora Bung Karno (GBK) Senayan dengan titik awal di Plaza Barat dan melintasi sejumlah arena pertandingan di GBK. *
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018