Jakarta (ANTARA) - Minat investor asing dalam industri persepatuan Indonesia selama 2006-2007 masih tinggi meski ada beberapa perusahaan yang tutup. "Jumlah yang masuk (investasinya) lebih besar dari yang keluar," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), M. Lutfi, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, terdapat sembilan perusahaan yang baru masuk ke Indonesia selama 2006-2007. Lima di antaranya perusahaan asal Korea Selatan yaitu PT Poongwon Indonesia, PT Pratama Abadi Industri, PT Korin Technomic, PT Vision Indonesia, dan PT Mikwang Prima Indo. Kelimanya berlokasi di Tangerang. Satu perusahaan asal Inggris (PT Sepatu Mas Idaman) di Bogor, satu dari Taiwan (PT karunia Fajar Mellenia) di Tangerang, satu perusahaan lokal (PT Berkat Ganda Sentosa) di Pasuruan dan satu perusahaan gabungan (PT Nikomas Gemilang) di Serang. Nilai investasi sembilan perusahaan itu mencapai 78,9 juta dolar AS dengan kapasitas produksi total sebesar 29,23 juta pasang sepatu per tahun. Kesembilan perusahaan itu akan menyerap tenaga kerja senayak 21.331 orang. BKPM mencatat ada enam perusahaan sepatu yang tutup sejak 2003-2006. Dari enam perusahaan yang tutup itu, lima berasal dari Korea Selatan yaitu PT Dong Joe Indonesia, PT Eltri Indo Fortuna, PT Taehwa Indonesia, PT Starwin Indonesia, dan PT Golden Adisius. Satu perusahaan asal Hongkong yaitu PT Doson Indonesia. Kapasitas produksi keenam perusahan tersebut mencapai 44 juta pasang sepatu per tahun dan menyerap 24.996 ribu orang. Saat ini, menurut Lutfi, terdapat 15 sampai 20 pabrik sepatu berukuran besar dengan tenaga kerja lebih dari 5.000 orang dan 100 pabrik berukuran kecil dan menengah. Indonesia mengekspor 146 juta pasang sepatu selama 2006 dengan nilai 1,6 miliar dolar per tahun. Sebanyak 50-60 juta pasang sepatu per tahun merupakan ekspor untuk Nike Inc. dengan nilai ekspor 600 hingga 700 juta per tahun dan dikerjakan oleh 80.000 buruh. Menurut Lutfi, industri sepatu masih sangat dibutuhkan karena bersifat padat karya. Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah akan mendorong pengembangan merek sepatu nasional. "Tahun ini, pemerintah mendorong restrukturisasi industri tekstil, tahun berikutnya kita mau mengembangkan merek sepatu nasional, mestinya bisa," ujarnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007