Jakarta (ANTARA News) - Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo mengatakan belum ada kartunis sekaliber GM Sudarta di Indonesia yang bisa menggantikan kartunis yang dikenal dengan karya "Oom Pasikom" itu.
"Karya-karyanya memotret permasalahan sosial secara tajam tetapi tidak membuat yang dikritik marah, tetapi malah menertawakan. Itu kepiawaian Mas GM," kata Budiman dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Budiman menyebut karya-karya GM Sudarta sebagai kritik berbisik yang tidak menyebabkan pihak-pihak yang dikritik kebakaran jenggot. Hal itu berbeda dengan kartunis-kartunis saat ini yang cenderung mengkritik secara frontal.
"Bagi Kompas, Mas GM itu ikon sekaligus maestro bagi kartunis Indonesia. Ini kehilangan besar bagi Kompas. Sampai sekarang belum ada kartunis yang sekaliber Mas GM," tuturnya.
Baca juga: Kompas kehilangan GM Sudarta
Budiman mengatakan GM Sudarta hampir menyertai Kompas sepanjang usia harian tersebut. GM Sudarta bergabung sebagai kartunis dengan harian tersebut sejak 1967.
Meskipun sudah pensiun sejak 2005, karya-karya GM Sudarta tetap dimuat oleh Kompas hingga kesehatannya tidak memungkinkannya lagi untuk berkarya.
GM Sudarta meninggal pada usia 73 tahun pada Sabtu pukul 08.25 WIB. Jenazah kartunis kelahiran 2- September 1945 itu disemayamkan di Rumah Duka Sinar Kasih, Batu Tulis, Bogor.
Budiman mengatakan menurut informasi dari pihak keluarga di rumah duka, jenazah GM Sudarta akan dikremasi di krematorium Rumah Sakit Sentra Medika, Cibinong pada Senin (2/7) pukul 10.00 WIB.
Baca juga: Pemred Kompas: GM Sudarta kartunis yang visioner
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018