"Pintar saja tidak cukup, tetapi bagaimana kita mempersiapkan diri dengan keahlian agar sesuai dengan kebutuhan pasar," kata dia saat memberikan kuliah umum kepada ratusan wisudawan ke-XIII Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di ICE BSD City, Pagedangan, Tangerang, Banten, Sabtu.
Dia mencontohkan perusahaan yang eksistensinya merosot serta dirasakan masyarakat global, yakni Nokia. Padahal perusahaan telekomunikasi tersebut tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan bisnisnya.
"Tapi sudah tidak ada relevansi antara produk yang dia hasilkan dengan kebutuhan pasar. Bayangkan, nilai sahamnya turun drastis dalam tempo singkat. Setelah hadirnya iOS dan Android," ujarnya.
Dengan contoh seperti itu, ia mengingatkan bahwa kepintaran yang dimiliki anak muda saat ini ?jika tidak dikembangkan akan menjadi tidak akan berguna.
Ilmu yang didapat harus seiring dengan tuntutan masyarakat, penting bagi instansi pendidikan untuk memastikan lulusannya bisa mengikuti perkembangan teknologi, ungkapnya.
"Saya percaya bahwa Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Indonesia memiliki karakter. Tapi tetap harus dikelola dengan baik. Sehingga bagaimana situasinya, SDM yang kita miliki tetap bermanfaat dan dibutuhkan," lanjut dia.
Dhakiri juga menjelaskan SDM baru yang baru lulus dan akan lulus diharapkan mampu mengembangkan kemampuannya yakni dengan berbagai bantuan yang bisa dimanfaatkan, misalnya kolaborasi antara elemen masyarakat.
"Dengan dilibatkannya masyarakat ?akan membuat banyak dukungan yang akan diperoleh SDM itu sendiri," ujar Dhakiri.
Baca juga: Disnakertrans Sukabumi berangkatkan ratusan TKI
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018