Lebih dari 120.000 orang di Suriah barat daya terpaksa mengungsi sejak pemerintah Suriah meluncurkan serangan untuk merebut kembali sebuah daerah perbatasan antara Yordania dan Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel, dari para pemberontak menurut satu kelompok pemantau perang.
Militer Israel menyatakan semakin banyak warga sipil Suriah terlihat berada di tempat-tempat penampungan pengungsi di Golan bagian Suriah dalam beberapa hari terakhir, dan bahwa militer semalam telah mengirim bantuan ke empat lokasi "bagi warga Suriah yang menyelamatkan diri dari kekerasan".
Pernyataan Lieberman di Twitter menegaskan kembali sikap Israel, dan diikuti Menteri Energi Yuval Steinitz yang pada Jumat mengatakan bahwa para pengungsi tidak diperbolehkan masuk.
"Kami memperhatikan secara saksama peristiwa-peristiwa di Suriah selatan. Kita akan menjaga kepentingan keamanan Israel. Seperti biasanya, kita akan siap memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil, perempuan dan anak-anak, tapi kita tidak akan menerima pengungsi Suriah ke wilayah kita," tulis Lieberman di Twitter beberapa jam setelah militer menyatakan telah mengirimkan bantuan ke Suriah selatan.
Rekaman video yang dikeluarkan militer Israel pada Jumat menunjukkan satu truk pengangkut barang membongkar muatan yang mencakup 300 tenda, 28 ton makanan, perlengkapan medis dan obat, serta pakaian dan alas kaki.
Israel telah menolak menerima pengungsi yang berusaha menyelamatkan diri dari dampak konflik yang sudah berlangsung tujuh tahun lebih di Suriah dan menuding Iran menempatkan markas militer dan personel di Suriah untuk memanfaatkan negara yang tercabik perang itu sebagai tempat untuk meluncurkan serangan ke Israel.
Namun, Israel telah menerima beberapa ribu warga Suriah yang datang untuk menjalani perawatan medis sejak 2011. Warga Suriah yang cedera telah dirawat di rumah sakit lapangan, yang didirikan di sepanjang perbatasan dengan Suriah di Golan, serta di rumah-rumah sakit Israel, demikian siaran kantor berita Reuters. (Uu.T008)
Baca juga: 120.000 warga Suriah terusir dari rumah akibat serangan militer
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018