Ulan Bator, Mongolia (ANTARA News) - Lembaga Penanganan Keadaan Darurat Nasional Mongolia (NEMA) pada Jumat mengatakan keadaan darurat telah diumumkan di Provinsi Arkhangai di bagian barat-tengah negeri itu guna mengendalikan penyebaran penyakit kaki-dan-mulut (FMD).
Hingga Jumat, telah terjadi wabah FMD di enam "soum" (sub-bagian administrasi) di provinsi tersebut.
Wakil Menteri Pertanian dan Industri Ringan Mongolia Saule Janimkhan telah memerintahkan pejabat terkait untuk melakukan apa saja yang bisa mereka lakukan guna menghentikan penyebaran penyakit itu.
Tahun lalu, Mongolia mengeksport 29.300 ton daging ke berbagai negara seperti China, Rusia, Kazakhstan, Iran dan Qatar.
Negara tersebut bermaksud menaikkan ekspor daging jadi 10 kali lipat dalam beberapa tahun ke depan, dalam upaya meragamkan ekonomi --yang sangat bergantung atas pertambangan.
Tapi seringnya wabah penyakit menyerang hewan ternak seperti FMD menghambat eksport daging Mongolia, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam.
Para pejabat karantina Mongolia telah menyembelih ribuan hewan pada musim dingin lalu di negeri itu guna mengendalikan penyebaran FMD.
FMD adalah penyakit sangat menular dan kadangkala mematikan yang mempengaruhi hewan kuku-terbelah seperti kambing, domba, lembu dan babi. Gejala utama hewan yang sakit ialah peningkatan temperatur tubuh, melepuh dan koreng pada selaput lendir dan mulut.
Penyakit tersebut bukan ancaman langsung buat manusia, tapi gangguan perdagangan dan langkah untuk menanggulanginya bisa mahal.
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018