Banjarmasin (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memerintahkan pengiriman 40 unit alat berat jenis ekscavator untuk mengeroyok pengolahan lahan percontohan model pertanian terpadu di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalsel.
Perintah Mentan setelah dirinya tak puas melihat perkembangan pengolahan lahan di daerah yang nantinya menjadi tuan rumah peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 tingkat nasional tahun 2018 di Kalsel.
"Ini harus dioptimalkan. Tiga bulan berjalan tidak signifikan, sehingga kami target 2 atau 3 bulan ke depan 4.000 hektar rampung dan saya perintahkan tambah alat berat," kata Amran Sulaiman ketika meninjau ke Desa Jejangkit, Jumat.
Mentan terlihat begitu kecewa mengingat tidak adanya perkembangan signifikan dari pembukaan lahan di rawa tersebut.
Apalagi setelah mendengar penjelasan Sekretaris Daerah Kabupaten Barito Kuala Supriyono bahwa lahan yang digarap saat ini hanya 750 hektar sebagai percontohan untuk tahap awal.
Langsung saja digarap 4.000 hektar tidak perlu seremoni-seremoni percontohan. Ekscavator yang tidak terpakai di daerah lain tarik ke Batola semua.
"Saya perintahkan 20 unit Eksavator dari Jakarta untuk dikirim hari ini juga dan tiga hari sudah sampai, sehingga total ada 40 ekscavator bergerak mengepung Batola, karena saat peringatan Hari Pangan Sedunia pada Oktober nanti mutlak harus panen.
"Kalau gagal, saya tutup semua anggaran untuk Kalimantan dan pejabat yang bertanggung jawab harus hilang dan ini komitmen kita," tegas Mentan.
Secara khusus Amran meminta Komandan Korem (Danrem) 101/Antasari Kolonel Inf Yudianto Putrajaya agar mendirikan posko-posko sebagai wadah koordinasi bagi petani dan unsur terkait yang terlibat.
"Kalau dulu Wakasad Pak Tatang di Merauke Papua 5.000 hektar bisa dua bulan, saya minta Pak Danrem satu bulan 4.000 hektar. Jika berhasil, saya datang lagi," tuturnya yang langsung dijawab sanggup oleh Danrem.
Menteri lulusan Program Doktor Ilmu Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar itu mengungkapkan jika Kalimantan Selatan diibaratkannya adalah raksasa tidur yang lahannya sangat subur dan siap digarap kapan saja.
Bahkan pihaknya saat ini fokus di dua provinsi saja untuk pembukaan lahan satu juta hektar, yakni Kalsel dan Sumatera Selatan. Dengan asumsi produksi 5 ton dikali 1 juta, berarti 5 juta ton dan kali 3 hasilnya ada 15 juta ton.
Sehingga ada penambahan produksi 7 sampai 8 juta ton beras dengan hanya mengoptimalkan lahan di dua provinsi tersebut.
"Kalau bisa mencetak 300.000 hektar lahan saja, 87 ekskavator cadangan saya kirim semua ke sini, karena solusi permanen Indonesia untuk beras ada di Kalsel dan Sumsel," bebernya.
Pengolahan lahan pilot percontohan di Desa Jejangkit yang terkesan lamban dari penilaian Mentan, ditengarai perubahan anggaran di awal yang diakui Bupati Batola Hj Noormiliyani AS.
Sebagai solusinya, Menteri Amran Sulaiman pun mengaku siap mengeluarkan kocek pribadinya misal untuk biaya pembelian solar guna mengoperasionalkan alat berat.
Namun, pasca disentil sang menteri, baik Bupati maupun Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor berkomitmen membantu penganggarannya. Karena menurut Mentan, Bupati dan Gubernur juga harus mengambil bagian, di mana pemerintah pusat telah menyiapkan ekskavator berapa pun diminta.
"Peringatan Hari Pangan Sedunia nanti dihadiri Direktur Jenderal Food and Agriculture Organization (FAO) dan para Duta Besar termasuk Bapak Presiden Jokowi atau Pak Wapres Jusuf Kalla juga hadir. Kita tunjukkan pada dunia ada sesuatu yang unik, yakni ada rawa dijadikan lahan produktif. Insya Allah pasti berhasil jika bersinergi dengan TNI," pungkas Amran.
Sementara Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letnan Jenderal TNI Tatang Sulaiman menyatakan jika sampai sekarang TNI masih komitmen membantu pembangunan pertanian di semua wilayah.
Di mana ada tiga program yang dikawal TNI, yakni pembukaan lahan, Upaya Khusus Luas Tambah Tanam (Upsus LTT) dan Serap gabah petani (Sergap).
"Kemarin memang dicoba oleh Pemda. Namun tiga bulan berjalan belum maksimal. Sekarang TNI akan dilibatkan penuh dan prajurit TNI sudah terbiasa bekerja tidak normal karena jika biasa-biasa saja, petani juga bisa. Yang penting sekarang ada keinginan, tanggung jawab dan bekerja ikhlas," tandasnya didampingi Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (Aster KSAD) Mayor Jenderal TNI Supartodi.
Selain dihadiri Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto dan jajaran, nampak juga Kapolda Kalsel Brigjen Pol Rachmat Mulyana dan Kapolres Barito Kuala AKBP Mugi Sekar Jaya yang memimpin pengamanan kunjungan Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat meninjau lokasi pembukaan lahan di Desa Jejangkit.
Pewarta: Gunawan Wibisono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018