Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia mencatat 226 pergerakan pesawat udara (take-off dan landing) dari dan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, terdampak akibat penutupan sementara.
Penutupan Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali dilakukan mulai Jumat pukul 03.00 WITA hingga 19.00 WITA. Sebelumnya AirNav Indonesia menginformasikan kepada seluruh stakeholder penerbangan domestik maupun internasional mengenai penutupan sementara Bandara I Gusti Ngurah Rai melalui NOTAM (Notice to Airmen) nomor A2551/18.
"Total penerbangan yang terdampak sebanyak 226 pergerakan dari dan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, sejak pukul 08.00 WITA sampai dengan 19.00 WITA nanti malam," kata Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia, Didiet K. S. Radityo, melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Didiet menyebutkan pada Kamis (28/6) lalu, total penerbangan yang terdampak sebanyak 30 pergerakan.
Sejak Kamis malam, AirNav Indonesia telah melakukan "contingency plan" (penanganan kejadian tak terduga) terkait dengan sebaran abu vulkanil akibat erupsi Gunung Agung.
Rute-rute penerbangan yang terdampak sebaran abu vulkanik antara lain G-578, W-46, M-522, G-464, W-45, M-635 dan W-33 diatur sedemikian rupa sehingga dapat menghindari sebaran abu sehingga keselamatan penerbangan tetap terjamin.
"Ketujuh rute tersebut adalah rute domestik dan internasional dari dan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai," ungkap Didiet.
Dalam rapat dengan seluruh stakeholder penerbangan yang dilakukan dini hari tadi, keputusan untuk menutup sementara operasional penerbangan dikarenakan alasan keselamatan penerbangan.
Baca juga: Penumpang domestik Bandara Bali pilih bus gratis
Baca juga: Sejumlah penerbangan dari Bandara Juanda menuju Bali terdampak Gunung Agung
Baca juga: Kemenpar aktifkan crisis center di Bali
Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar memaparkan bahwa ketinggian erupsi mencapai 23.000 kaki bergerak ke arah Barat Daya dengan kecepatan 15 Knots.
Data observasi menunjukkan tidak teramati adanya abu vulkanik di Bandara I Gusti Ngurah Rai (nil VA) begitu pula dengan hasil paper test menunjukkan hasil nil VA.
Didiet menyampaikan data menunjukan bahwa sebaran abu vulkanik telah menutupi koordinat Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Mulai pukul 23.50 WITA kemarin (28/6), data menyatakan bahwa abu vulkanik telah menutupi ruang udara Bandara I Gusti Ngurah Rai.
"Maka dari itu, jika tidak ada jalur navigasi untuk masuk atau keluar dari dan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, kami menyarankan untuk melakukan penutupan bandara," terangnya.
Berdasarkan paparan dan data yang tersedia, seluruh stakeholder penerbangan yang hadir pada rapat tersebut merekomendasikan untuk menutup sementara operasional penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Baca juga: Bandara Banyuwangi tetap dibuka pascaerupsi Gunung Agung
Baca juga: Erupsi Gunung Agung membuat Ngurah Rai dievaluasi setiap dua jam
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018