Jakarta (ANTARA News) - Pantauan satelit Himawari milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) debu vulkanik Gunung Agung di Karangasem, hingga pukul 05.00 WITA, bergerak ke arah barat daya dan barat menjauhi Pulau Bali.
"Berdasarkan data observasi Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar tidak teramati adanya abu vulkanik," kata Kepala Humas BMKG Hary T Djatmiko di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan pengamatan hingga pukul 24.00 WITA, cuaca di kawasan ini mendung dan hujan serta angin bertiup lemah ke arah barat.
Secara visual, gunung terlihat jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 2.500 meter di atas puncak kawah, juga teramati sinar api di atas puncak kawah.
Juga masih terjadi tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 10-15 mm (dominan 10 mm).
Gunung berketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut itu meletus Kamis (28/6) pukul 15.00 WIB dengan ketinggian erupsi 23.000 kaki.
Gunung Agung berada pada Level III atau siaga. Bandara ditutup sementara dan akan dievaluasi Jumat siang nanti.
Penduduk sekitar Gunung Agung dan pendak diimbau tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apa pun di Zona Perkiraan Bahaya dalam radius empat km dari kawah puncak.
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai ancaman lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
Baca juga: Bandara Ngurah Rai ditutup karena abu vulkanik Gunung Agung
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018