Manila (ANTARA News) - Para menteri luar negeri dan delegasi Konferensi Asia Timur (East Asia Summit) telah mengeluarkan sebuah pernyataan bersama yang berisi seruan pembebasan warga Korea Selatan yang disandera di Afghanistan. Hal itu dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri Filipina Alberto G Romulo seusai pertemuan dengan negara-negara anggota EAS --ASEAN, Australia, Jepang, China, India, Selandia Baru, Korea Selatan-- di Balai Sidang Internasional Filipina, Manila, Selasa. Negara-negara EAS juga menyatakan keprihatinannya atas pembunuhan dua orang sandera Korsel oleh gerilyawan Taliban di Afghanistan. "Ini adalah pernyataan yang menyatakan solidaritas dengan para sandera, warga Korea Selatan dan semua orang yang berharap keselamatan dan kebaikan para sandera," katanya. Romulo menggarisbawahi prinsip one caring and sharing community ASEAN harus selalu dikembangkan untuk menjamin kesejahteraan warga negara dari negara lain, terutama yang menjadi sahabat dekat ASEAN. "Tidak ada pembenaran atas upaya pengambilan nyawa warga yang tidak bersalah, bahkan di negara yang sedang dilanda konflik sekalipun atau baru bangkit dari konflik," katanya. Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park In-Sook yang memimpin delegasi EAS Korea Selatan menggantikan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Song Min-Soon yang datang kemudian, menyatakan apresiasi yang mendalam kepada pernyataan EAS. Sementara itu, dua orang dari 22 sandera Korea Selatan yang diculik oleh kelompok Taliban kembali dibunuh. Sejak 19 Juli, ketika kelompok orang Korea Selatan itu diculik di provinsi wilayah selatan Ghazni dalam perjalanan dari Kabul menuju provinsi Kandahar, Afghanistan selatan, Taliban telah menetapkan sejumlah batas waktu. Pastur yang memimpin kelompok Kristen itu, Bae Hyung Kyu, ditembak mati pekan lalu. Tubuhnya yang tertembus peluru ditemukan pada 25 Juli, hari ulang tahunnya yang ke-42. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di Afghanistan oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007