Hal ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Huawei Indonesia mengingat Huawei banyak bermain di pasar menengah ke bawah.
Meski demikian, Deputy Country Director Huawei Device Indonesia, Lo Khing Seng, optimistis bahwa ponsel triple camera yang dibawanya itu dapat bersaing di pasar smartphone premium.
"Dengan P20 Pro saya cukup percaya diri," ujar dia, usai peluncuran Huawei P20 Pro di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan bahwa inovasi menjadi kunci Huawei untuk dapat bersaing di kelas flagship. Bahkan, dia mengatakan bahwa Huawei konsisten menginvestasikan lebih dari 10 persen pendapatan untuk pengembangan teknologi.
"Kita harus agresif mungkin iya, tapi kita harus melihat core value costumer centric. Tidak mau konsumen membeli mahal perangkat Huawei karena bayar iklan," kata Lo Khing Seng.
"Untuk jangka panjang, kami sangat percaya diri untuk bersaing," sambung dia.
Lo Khing Seng mengatakan bahwa growth value Huawei lebih tinggi dari pada kuantitas yang dimiliki, yang berarti bahwa Huawei menjual lebih banyak barang high-end.
"Secara global kontribusi premium lebih besar," kata dia.
Sebagai informasi, Huawei saat ini berada di posisi ketiga dalam pasar smartphone dunia, tanpa pasar AS. Perusahaan teknologi tersebut bahkan menduduki peringkat pertama di pasar smartphone China.
Lebih lanjut, Lo Khing Seng menekankan bahwa Indonesia menjadi fokus Huawei. Hal ini terbukti dengan kehadiran Huawei P20 Pro di Indonesia, yang sebelumnya diperkenalkan secara global pada akhir Maret.
"Kemampuan untuk mengikuti launching global semakin dekat dibanding sebelumnya delapan bulan, sekarang tiga bulan," tambah Lo Khing Seng.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018