"Kondisi ini menuntut BMKG untuk terus melakukan lompatan-lompatan inovasi dan kapasitas daya analisa dan instrument teknologi sehingga BMKG melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan NOAA (National Oceanic and Atospheric Administration) USA," kata dia, di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan, BMKG tidak hanya memerlukan alat observasi yang handal tetapi perlu daya analisa yang handal karena saat ini terjadi perubahan iklim global sehingga yang mengakibatkan fenomena atmosfer dan samudera sangat cepat berubah, contohnya musim kemarau terjadi cuaca ekstrim.
Dia mengatakan, sejak 2006 BMKG-NOAA sudah berkolaborasi untuk projek bersama perihal observasi di Samudera Hindia dan Training Workshop untuk peningkatan SDM pegawai BMKG.
Pada tahun ini, BMKG menyelenggarakan 13th Annual Indonesia-US Ocean and Climate Observations, Analysis and Applications Partnership Workshop yang diselenggarakan atas kerjasama BMKG dengan NOAA AS.
Kegiatan itu untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guna menghasilkan tingkat akurasi prakiraan iklim dan pelayanan cuaca maritim.
Tahun ini, BMKG berhasil melakukan lompatan inovasi prakiraan cuaca, yang tahun sebelumnya presisi untuk ketelitian tingkat kabupaten, tapi saat ini sudah tingkat kecamatan.
Sementara untuk peringatan dini, BMKG juga sudah dapat memberikan peringatan dini enam jam sebelum kejadian, yang sebelumnya hanya mampu tiga jam sebelum kejadian.
Melalui kerjasama dengan NOAA, BMKG melakukan pemeliharaan bouy guna pengamatan cuaca dengan mengirimkan tim ekspedisi untuk melakukan pengamatan di samudera dan pemeliharaan bouy untuk meningkatkan keakurasian data cuaca dan iklim.
Sementara perwakilan dari NOAA, Sidney Thurston, mengutarakan,13th Annual Indonesia-U.S. Ocean and Climate Observations, Analysis and Applications Partnership Workshop untuk membangun kerjasama dalam observasi global di Samudera Hindia untuk penelitian dan prakiraan cuaca dan iklim.
"Kegiatan ini pun untuk meningkatkan daya analisa BMKG untuk prediksi cuaca lebih panjang, tidak hanya sekedar tiga hari atau enam hari ke depan, tetapi dapat mencapai dua minggu ke depan," katanya.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018