Manila (ANTARA News) - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Rodrigo de Rato, Selasa, mengatakan risiko-risiko yang terkait dengan globalisasi keuangan menunjukkan ancaman serius terhadap perekonomian dunia.
Berbicara di depan forum bisnis Di Manila, Rato mengungkapkan kekhawatirannya itu terhadap pasar perumahan subprima AS saat ini sebagai salah satu contoh risiko tersebut.
"Ada risiko yang terkait dengan globalisasi keuangan, dan saya khawatir ini masih tidak sepenuhnya disadari. Kami telah melihat fenomena ini telah berdampak di pasar perumahan subprima di AS," katanya.
Ia mengatakan, baik investor maupun peminjam di pasar perumahan telah menjadi puas diri dan mengabaikan dampak-dampak penurunannya dan risiko kredit yang menyertainya.
"Perkembangan ini juga menunjukkan kebutuhan baru terhadap standar penjaminan bagi kreditur dan juga untuk mendidik peminjam atas risiko yang mereka miliki."
Rato juga mengemukakan kekhawatirannya tentang pertumbuhan yang dramatis akhir-akhir ini di saham swasta besar yang dibiayai dari peningkatan utang.
"Jika aktivitas itu berubah ke arah sebaliknya, hal itu dapat memicu penilaian ulang risiko yang dapat mengurangi akses pasar lebih luas."
"Pada gilirannya dapat mempengaruhi prospek pertumbuhan dan investasi, tidak hanya di negara-negara yang mengalami problem, tetapi juga seluruh dunia."
Rato mengatakan, sementara kesuraman pasar subprima AS belum menunjukkan ancaman sistemik terhadap pertumbuhan global, namun ia mendesak regulator untuk tetap waspada terhadap aktivitas ini dan mencermati terhadap aktivitas seperti ini yang jatuh bisa berimplikasi sistemik.
Rato juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap potensi ketidakstabilan dari arus modal masuk yang besar yang dapat menggoyangkan manajemen ekonomi makro dan negara-negara yang mengalaminya berhati-hati terhadap pembalikan modal secara tiba-tiba.
Ia mengatakan, negara-negara berkembang harus merespon yang terbaik untuk mengatasinya dengan menggunakan nilai tukar yang fleksibel dengan intervensi terbatas agar fluktuasinya moderat di pasar uang.
"Dalam beberapa hal, pengetatan fiskal bisa juga dilakukan. Selain untuk mengurangi tekanan inflasi, hal ini mengurangi kerentanan dengan membatasi akumulasi utang."
Secara keseluruhan, Rato mengemukakan prospek perekonomian global adalah baik. Ia mengatakan China akan menjadi mesin pertumbuhan perekonomian dunia dengan pertumbuhan yang diproyeksikan sebesar 11 persen tahun ini, seiring dengan India yang 9 persen.
Sebaliknya, ia mengatakan negara AS diperkirakan mengalami kontraksi 2 persen tahun ini.
Copyright © ANTARA 2007