Pada dua hingga tiga hari terakhir ini ada upaya pembunuhan karakter oleh pasangan calon lain. Namun masyarakat sudah cerdas dan mampu mengolah yang riil atas hasil proses kerja (pemerintah), mana yang halusinasi atau keinginan peroleh kewenangan yan
Bekasi (ANTARA News) - Calon wali kota Bekasi, Jabar Rahmat Effendi menilai pemilih pada Pilkada Kota Bekasi merupakan masyarakat cerdas karena minimnya pengaruh kampanye hitam dalam perolehan suara sementara yang diraihnya bersama pasangan Tri Adhiyanto, Rabu sore.
"Posisi quick count kita hingga malam ini ada di kisaran perolehan suara 68 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) 1,4 juta jiwa," katanya di Bekasi.
Hal itu dikatakan Rahmat Effendi saat memantau jalannya perhitungan suara cepat bertempat di Posko Pemenangan Pilkada 2018 bertempat di XXI Resto Mega Bekasi Hyper Mal, Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan.
Menurut dia, keunggulan suara sementara versi hitung cepat itu tidak lepas dari peran banyak kalangan yang telah bekerja keras menciptakan Pilkada yang aman dan tenang.
"Berkat kerja semuanya, partai pengusung, tokoh masyarakat, lembaga sosial kemasyarakatan, insan pers, alim ulama yang memberikan arahan yang sangat sejuk, adem," katanya.
Dikatakan kandidat petahana itu, penghitungan suara sementara bagi pasangan nomor urut 1 itu akan menjadi cambuk untuk menyelesaikan apa yang telah dijanjikan kepada masyarakat untuk lima tahun ke depan.
"Kemarin (periode kepemimpinan 2013-2018) indeks kepuasan masyarakat Kota Bekasi mencapai 70 persen dan berbanding lurus dengan capaian periode ini," katanya.
Rahmat mengaku akan mewakafkan dirinya untuk pengabdian kepada masyarakat Kota Bekasi dengan memperbaiki seluruh tataran kehidupan masyarakat.
"Saya akan merangkul semuanya, mengajak semua untuk menjalani proses pemerintahan selama dua periode," katanya.
Namun demikian pihaknya tetap akan berupaya mengamankan perolehan suara sementara hingga nanti penghitungan suara berakhir.
"Pada dua hingga tiga hari terakhir ini ada upaya pembunuhan karakter oleh pasangan calon lain. Namun masyarakat sudah cerdas dan mampu mengolah yang riil atas hasil proses kerja (pemerintah), mana yang halusinasi atau keinginan peroleh kewenangan yang ada," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018