Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan proyek Bendungan Gondang di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dapat diselesaikan akhir tahun ini.
"Kemajuan konstruksi saat ini 82,55 persen dengan kapasitas tampung 9,15 juta meter kubik (m4) ditargetkan rampung pada akhir tahun ini," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Basuki menjelaskan, proyek itu merupakan salah satu dari program pembangunan 65 bendungan pada periode 2015-2019, terdiri 49 bendungan baru dan 16 bendungan lanjutan.
"Pembangunan bendungan, embung dan infrastruktur sumber daya air lainnya adalah upaya mencapai ketahanan air dan kedaulatan pangan yang merupakan bagian dari Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla," kata Menteri Basuki.
Bendungan Gondang dibangun sejak 2014 akan mengairi irigasi seluas 4.680 hektar. Sebagian besar akan mengairi lahan pertanian di Kabupaten Sragen dan lainnya akan mengalir ke Kabupaten Karanganyar.
"Dengan adanya suplai air dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, nantinya akan bisa 2-3 kali," kata Menteri Basuki.
Manfaat lain yakni menjadi sumber air baku dengan debit 200 ltr/dtk bagi 200.000 jiwa, pengendali banjir, pembangkit listrik mikrohidro 0,2 MW, destinasi wisata dan menjadi kawasan konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Garuda. Bendungan Gondang dibangun dengan biaya Rp 657 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Waskita Karya.
Kementerian PUPR melalui Ditjen Sumber Daya Air menargetkan penyelesaian sembilan bendungan yang dimulai pembangunannya pada 2015 akan rampung pada 2018, yakni Bendungan Rotiklot di NTT, Bendungan Tanju, Mila, Bintang Bano di NTB, Bendungan Gondang dan Logung di Jawa Tengah, Bendungan Sei Gong di Batam, Bendungan Sindang Heula di Banten, serta Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan.
Embung Giriroto
Selain itu, di Jawa Tengah, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Ditjen Sumber Daya Air juga membangun Embung Giriroto di Kabupaten Boyolali.
Embung yang berada pada area seluas 1,3 hektar dengan kapasitas 48.000 m3 tersebut direncanakan mampu mengairi lahan irigasi seluas 74 hektar.
Pembangunan embung Giriroto dimulai sejak April 2018 dan ditargetkan selesai akhir 2018 senilai Rp12,14 miliar.
Sejak 2015 hingga 2017, Kementerian PUPR telah membangun 847 embung di berbagai wilayah di Indonesia dengan anggaran sebesar Rp2,44 triliun.
Pada 2018 dialokasikan anggaran sebesar Rp658,47 miliar untuk membangun 108 embung dan direncanakan pembangunan tambahan 133 embung pada 2019.
Pemerintah mengeluarkan Inpres No.1 tahun 2018 tentang Percepatan Penyediaan Embung dan Bangunan Penampung Air Lainnya di Desa.
Pada Inpres tersebut Menteri PUPR ditugaskan untuk menetapkan pedoman perencanaan, spesifikasi teknis, dan perhitungan standar harga satuan untuk pembangunannya.
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018