Jakarta (ANTARA News) - Kurs Rupiah Selasa pagi menguat 14 poin menjadi Rp9.184/9.186 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya Rp9.198/9.369, menyusul aksi buru rupiah di kalangan pelaku pasar. Analis Valas PT Bank Saudara, Ruri Nova, di Jakarta, Selasa, mengatakan pelaku pasar mulai melepas dolar AS untuk mencari untung (profit-taking), meski mata uang asing itu di pasar regional menguat terhadap yen. Aksi lepas yang dilakukan pelaku pasar, karena mereka menilai saatnya untuk memperoleh keuntungan dengan melepas dolar AS, setelah mata uang asing itu mengalami kenaikan cukup tajam, katanya. Rupiah, lanjut Nova, sebelumnya terpuruk sepanjang pekan lalu, karena pengaruh regional dan global, dimana sejumlah mata uang utama Asia lainnya terpuruk terhadap dolar AS. Jadi koreksi terhadap rupiah bukan karena faktor internal, apalagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam pertengahan tahun berikutnya tumbuh makin baik, katanya. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama 2007 sebesar enam persen yang diperkirakan akan berlanjut pada triwulan kedua menunjukkan fundamental ekonomi makro Indonesia semakin tumbuh. "Kami optimis dengan semakin tumbuhnya ekonomi nasional, rupiah akan tetap terjaga," katanya. Menurut dia, nilai tukar mata uang yang stabil menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi negara itu semakin baik. Hal ini juga terbukti dengan makin membesarnya cadangan devisa Bank Indonesia (BI) yang saat ini di atas 51 miliar dolar AS akan dapat menjaga pergerakan, katanya. Ia mengatakan, Bank Indonesia (BI) akan memantau pergerakan rupiah. BI akan masuk pasar untuk menjaga volatilitas rupiah. "Kami optimis rupiah akan kembali membaik, apalagi BI memiliki cadangan devisa yang cukup besar untuk mengatasi tekanan terhadap rupiah," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007