London (ANTARA Newe) - Seorang prajurit Inggris tewas selama operasi akhir pekan di kawasan bergolak Afghanistan selatan, demikian diumumkan Kementerian Pertahanan Inggris, Senin. Prajurit itu adalah korban tewas keempat dalam kurun waktu lima hari, kata kementerian tersebut, seperti dilaporkan AFP. Marinir itu tewas Minggu, kata kementerian itu, sementara tiga prajurit lain Inggris tewas di kawasan tersebut antara Rabu dan Sabtu. Dengan kematian terakhir itu, jumlah prajurit Inggris yang tewas di Afghanistan sejak dimulainya aksi militer pimpinan AS pada akhir 2001 di Afghanistan menjadi 68. Keluarga dekat marinir itu telah diberi tahu mengenai kematiannya. Sebagian besar prajurit Inggris ditempatkan di provinsi Helmand, Afghanistan selatan, dimana gerilyawan Taliban dikabarkan dibantu oleh pejuang-pejuang asing dari Al-Qaeda dan penghasil ganja yang membantu mendanai pemberontakan mereka. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di Afghanistan oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. Inggris menempatkan sekitar 7.000 prajurit di Afghanistan -- kontingen terbesar kedua setelah AS -- dan jumlah pasukan tersebut akan meningkat menjadi sekitar 7.800 pada akhir tahun ini. Pasukan itu tergabung dalam ISAF. Pasukan koalisi di Afghanistan mencakup sekitar 13.000 prajurit AS dan ratusan prajurit dari negara-negara lain, sementara sekitar 39.000 prajurit asing lain berada di negara Asia tengah itu dalam naungan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO. Panglima utama AS di Afghanistan Jendral Dan McNeil telah mendesak Jerman dan negara-negara NATO agar mengirim pasukan tambahan untuk memerangi gerilyawan Taliban. ISAF dikabarkan kurang dua batalyon dari kebutuhan yang ditetapkan oleh para panglima NATO. (*)
Copyright © ANTARA 2007