Kabul (ANTARA News) - Seorang lagi sandera Korea Selatan dibunuh oleh kelompok Taliban yang menculiknya di Afghanistan, kata jurubicara kelompok itu, Kari Yussuf Ahmadi, Senin.
Ia mengatakan kepada DPA, sandera tersebut dibunuh pukul 18.00 waktu setempat (pukul 19.30 WIB). Klaim itu belum bisa dikonfirmasi secara independen.
Taliban, yang menculik 22 sandera Korea Selatan, dikabarkan sebelumnya bahwa mereka telah menyetujui tuntutan pemerintah Afghanistan untuk memperpanjang batas waktu bagi tuntutan mereka hingga Rabu.
Hal itu disampaikan oleh gubernur provinsi Ghazni, Mehrajudding Patan. Beberapa saat sebelum berakhirnya batas waktu Senin yang ditetapkan oleh Taliban, pemerintah Afghanistan meminta pemberontak tersebut agar memperpanjang batas waktu itu selama dua hari lagi.
Ahmadi telah menyatakan bahwa kelompok garis keras itu akan membunuh sandera-sandera tersebut jika tuntutan mereka bagi pembebasan delapan tahanan Taliban di penjara-penjara Afghanistan tidak memperoleh tanggapan positif.
Jurubicara itu menyatakan, Minggu, pemerintah telah diberi daftar tahanan Taliban yang akan ditukar dengan para sandera itu dan Taliban menunggu jawaban.
Sejak 19 Juli, ketika kelompok orang Korea Selatan itu diculik di provinsi wilayah selatan Ghazni dalam perjalanan dari Kabul menuju provinsi Kandahar, Afghanistan selatan, Taliban telah menetapkan sejumlah batas waktu.
Pastur yang memimpin kelompok Kristen itu, Bae Hyung Kyu, ditembak mati pekan lalu. Tubuhnya yang tertembus peluru ditemukan pada 25 Juli, hari ulang tahunnya yang ke-42.
Siaran Al-Jazeera
Sementara itu, televisi Al-Jazeera hari Senin menyiarkan rekaman video yang menunjukkan sejumlah sandera Korea Selatan yang ditahan Taliban.
Sejumlah wanita yang mengenakan penutup kepala terlihat dalam tayangan itu dengan gerilyawan berada di belakang mereka.
Televisi yang berpusat di Qatar itu mengatakan, video tersebut diperoleh di luar Afghanistan.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di Afghanistan oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. (*)
Copyright © ANTARA 2007