Jakarta (ANTARA News) - Pembiayaan yang macet (non performing finance/NPF) pada bank syariah pada semester pertama 2007 meningkat menjadi 6,2 persen dibandingkan semester I 2006 yang mencapai 4,8 persen. "Peningkatan ini karena adanya kemacetan pada pembiayaan retail," kata Deputi Gubernur Bank Indoensia Siti C Fadjriah dalam dalam konferensi pers seusai acara "Dialog Sinergi Keuangan Islam di Nusantara, Prospek dan tantangannya" di Jakarta, Senin. Menurut dia meski pembiayaan yang macet meningkat, rasio pembiayaan terhadap tabungan (FDR) bank-bank syariah meningkat dari 98,9 persen pada 2006 menjadi 101,1 persen pada semester pertama 2007 ini. Selain itu, total aset bank syariah juga meningkat dari Rp26,7 triliun pada 2006 menjadi Rp29,2 triliun pada semester ini. "Total aset ini masih 1,7 persen dibandingkan total aset bank konvensional," katanya. Saat ini, menurut Fadjriah data BI juga mencatat dana pihak ketiga meningkat dari Rp20,67 triliun pada 2006 menjadi Rp22,71 triliun pada semester ini. Pertumbuhan dana pihak ketiga tersebut, menurut dia didukung oleh adanya jaringan office chanelling (OC) yang semakin luas. Pada 2006 BI mencatat OC mencapai 456 kantor, sedangkan hingga semester pertama ini OC telah mencapai 984 kantor. BI mencatat hingga saat ini tercatat 23 unit usaha syariah (UUS), tiga bank umum syariah (BUS) dan 108 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007