Surabaya (ANTARA News) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta peserta pemilihan kepala daerah berhati-hati dalam merespons hitung cepat hasil pemilihan sampai ada hasil penghitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kita meyakini proses setelah pencoblosan hari ini, yakni tanggal 3 Juli tentang kepastian penghitungan oleh KPU. Yang lain adalah quick count atau hitung cepat jangan sampai menimbulkan permasalahan," kata Gubernur, yang biasa disapa Pakde Karwo, usai menggunakan hak pilih di Surabaya, Rabu.
"Seperti sudah merasa menang dalam quick count, tapi realitasnya tidak," ia menambahkan.
Pakde Karwo juga mengimbau para peserta pemilihan kepala daerah untuk menyelesaikan sengketa dan permasalahan melalui koridor hukum.
Ia menjelaskan pula bahwa pelaksanaan pemilihan kepala daerah di Jawa Timur dipantau oleh lembaga pemilihan umum dari 24 negara. Kedatangan para pemantau dari luar negeri, menurut dia, merupakan indikasi pengakuan terhadap kedewasaan berpolitik masyarakat Jawa Timur.
"Basis yang sangat plural ini menghasilkan pluralisme yang ada di Jatim. Saya kira ini satu indikasi dan terima kasih pada masyarakat internasional yang membuat studi banding demokrasi politik dan suasana Pilkada yang damai," tuturnya.
Tahun ini pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur diikuti oleh pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak yang didukung Partai Demokrat, Golkar, PAN, PPP, Hanura dan Nasdem; serta Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno yang diusung oleh PKB, PDI Perjuangan, PKS serta Gerindra.
Baca juga: Gubernur Jatim kembali ingatkan ASN netral saat pilkada
Pewarta: Indra Setiawan, Willy Irawan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018