Saransk, Rusia, 26/6 (Antara/Reuters) - Pelatih Iran Carlos Queiroz, setelah setelah timnya bermain imbang 1-1 lawan Portugal pada Senin yang berakibat timnya tersingkir dari Piala Dunia, dengan nada keras mengatakan mereka sebenarnya pantas untuk menang.
Penyerang Portugal Cristiano Ronaldo, menurut dia, seharusnya diusir karena menggunakan sikut saat melakukan pelanggaran terhadap Morteza Pouraliganji, dan Iran seharusnya mendapatkan setidaknya satu penalti lagi.
Queiroz juga secara implisit mengkritik wasit.
"Hanya satu pemenang yang bisa keluar dalam pertandingan ini dan seharusnya itu adalah Iran," kata Queiroz kepada wartawan. "Kami pantas menang. Saya pecundang yang buruk, saya bangga tetapi frustrasi."
Jika saja Iran meraih kemenangan atas Portugal dalam pertandingan Grup B terakhir maka akan membuat Iran lolos ke babak sistem gugur. Tim underdog itu menjalani laga dengan berbesar hati dalam pertandingan yang dipenuhi drama.
Setelah serangan dan gol yang indah Ricardo Quaresma membuat Portugal memimpin pada babak pertama. Iran pun membalas lewat penalti pada menit-menit akhir Karim Ansarifard untuk memastikan hasil imbang.
Queiroz sangat marah saat insiden di menit ke-80 ketika Ronaldo menjatuhkan Pouraliganji ke tanah. Wasit berkonsultasi dengan VAR untuk melihat apakah insiden itu bisa diganjar kartu merah, lalu diputuskan untuk memberi kapten Portugal itu dengan kartu kuning saja.
"Sikut adalah kartu merah. Aturan tidak mengatakan apakan jika yang melakukan itu Ronaldo atau Messi. Ini adalah kartu merah. Keputusan harus jelas," kata Queiroz.
Ditanya apakah dia berpikir bahwa perlakuan wasit kepada pemain bintang seperti Ronaldo akan lunak, ia berkata. "Anda harus bertanya pada mereka."
"Saya tidak dalam suasana hati yang baik, seperti yang Anda lihat. Setidaknya ada satu penalti lagi terhadap Portugal, setidaknya satu.
"Lima orang duduk di atas dan mereka tidak melihat penyikutan itu. Beri saya waktu istirahat."
Ditanya apa yang dia pikir tentang wasit, Queiroz berkata: "Saya memiliki pendapat yang jelas tetapi saya perlu mengukur kata-kata saya. Saya harus berhati-hati."
Queiroz, yang juga pernah melatih Portugal dan Afrika Selatan di Piala Dunia, sekali lagi menuangkan cemoohan pada sistem VAR, yang digunakan untuk memberikan penalti yang meragukan ke Portugal.
Seperti yang terjadi, kiper Iran Ali Beiranvand berhasil menyelamatkan gawangnya dari penalti Ronaldo.
"VAR tidak berjalan dengan baik. Ada banyak keluhan. Kita harus tahu siapa yang mengulang pertandingan, siapa yang membuat keputusan." dia berkata.
"VAR tidak memberi ruang bagi kesalahan manusia. Sebelum kita menerima kesalahan manusia sebagai bagian dari permainan."
Queiroz, yang mengatakan dia akan berhenti dari jabatannya setelah enam tahun memimpin tim selepas turnamen ini, memberi penghormatan penuh kepada para pemain, staf dan fans Iran yang telah hadir di Rusia dalam jumlah besar.
"Kami telah belajar banyak di sini, kami telah mendapatkan rasa hormat dari orang-orang," katanya. "Para pemain Iran sangat berani. Saya mencoba untuk mendapatkan semangat petarung Portugis dari mereka. Bagaimana mereka masuk ke arena dan mendominasi lawan dengan keberanian."
(D011/E009)
Pewarta: -
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018