Jakarta (ANTARA News) - Organisasi Mitra Gender bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan (PP) akan membukukan tokoh dan figur perempuan yang berprestasi dalam pembangunan Indonesia, kata Ketua Presidium Nasional Mitra Gender Hj Sri Redjeki Sumaryoto. "Saat ini belum ada buku secara nasional memuat prestasi perempuan Indonesia dalam berbagai bidang sebagai wujud pemberdayaan dan kesetaraan gender," katanya usai membuka "Temu Nasional Prestasi Perempuan Indonesia", di Jakarta, kemarin. Menurut mantan Meneg PP di era Presiden Megawati itu, upaya membukukan para perempuan berprestasi dimaksudkan memberikan penghargaan dan mendokumentasikan mereka yang berprestasi dalam pekerjaan formal mapun non-formal. "Untuk itu, dalam temu nasional perempuan malam ini, juga akan dibicarakan kriteria prestasi perempuan yang akan dibukukan itu," katanya dalam acara dimeriahkan artis remaja Kalica dan artis senior Heidy Yunus dengan MC Dewi Hughes. Sri Redjeki memberikan contoh, perempuan yang berprestasi dalam pekerjaan formal, seperti berhasil bekerja di eksekutif, legislatif dan yudikatif, serta memimpin ormas maupun berhasil dalam iptek serta mereka bekerja non-formal sebagai ibu rumah berhasil mengangkat anak menjadi berprestasi. "Jadi, buku tentang prestasi perempuan Indonesia dapat dijadikan inspirasi dan keteladanan bagi masyarakat Indonesia bahwa perempuan memiliki kesetaraan dan keadilan gender yang dapat berprestasi di dalam segala bidang sejajar dengan kaum pria," ujarnya. Dia berjanji dalam pertemuan forum pemberdayaan perempuan dengan Kementerian Meneg PP, penerbitan buku prestasi perempuan dapat segera disetujui paling lambat akhir 2007. Sri Redjeki mengakui masih banyak perempuan Indonesia saat ini yang buta aksara, sehingga SKB Mendiknas, Mendagri dan Meneg PP pada 2006 tentang Penuntasan Buta Aksara bagi Perempuan Indonesia harus segera dilaksanakan dan ditindaklanjuti sampai tingkat desa/kelurahan. Dengan demikian, katanya, kuota 30 persen bagi perempuan untuk menduduki jabatan di eksekutif, legislatif dan yudikatif serta di organisasi masyarakat dan politik yang dtuangkan dalam UU dan peraturan pemerintah, dapat dipenuhi. Sementara itu, Sekjen Mitra Gender Inbnudin yang juga ketua panitia Temu Nasional Prestasi Perempuan Indonesia menegaskan, Ormas Mitra Gender yang didirikan pada 2005 bukan merupakan organisasi wanita, tetapi ormas terbuka bagi kaum perempuan dan laki-laki yang peduli meningkatkan peran perempuan dan kesetaraan gender. Mitra Gender memiliki tiga program, yaitu peningkatan kapasitas kaum perempuan melalui pelatihan keterampilan di bidang organisasi dan protokoler, pelatihan kerja, pengembangan data base perempuan dan jaringan organisasi. Temu Nasional Perempuan Indonesia yang berlangsung di Jakarta, 29-31 Juli 2007 itu diikuti sekitar 300 perserta dan diisi kegiatan studi kebijakan dengan pembicara para pejabat eselon I dari sejumlah departemen, dialog dengan prestasi perempuan bidang politik dan pendidikan Indonesia.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007