Palangka Raya (ANTARA News) - Komando Resort Militer (Korem) 102 Panju Panjung Kalimantan Tengah menilai melimpahnya potensi sumber daya alam terutama bahan galian tambang strategis termasuk uranium di Kalteng menjadikan wilayah itu rawan infiltrasi agen asing. "Wilayah Kalimantan secara umum kaya akan bahan galian tambang strategis, termasuk dugaan potensi kandungan bahan tambang uranium sehingga harus diwaspadai penyusupan agen-agen asing yang ingin mengambilnya tanpa ijin," kata Komandan Korem 102/PP Kol Art Budi Rachmat, di Palangka Raya, Senin. Kalimantan Tengah diakuinya sering menjadi lalu lintas orang asing, baik yang mengaku sebagai pekerja, NGO (Non Goverment Organization), ataupun wisatawan, yang kegiatan hampir tidak terpantau di daerah. Kelemahan pengawasan itu disebabkan tidak adanya aturan jelas yang mengatur pengawasan orang asing. Sampai saat ini, lanjutnya, masih banyak potensi bahan tambang termasuk yang strategis semacam uranium belum dapat terpetakan dengan baik karena kemampuan deteksi Indonesia dalam hal ini masih relatif rendah. "Pihak asing sudah menguasai teknologi deteksi satelit yang bisa memetakan potensi tambang strategis itu. Dan guna memastikannya harus dengan mengirim agen untuk melakukan ground check di lokasi. Hal inilah yang harus diwaspadai," jelasnya. Budi mengaku kerap menerima laporan intelejen terkait dugaan adanya aktivitas orang-orang asing yang tidak jelas di hutan dan pedalaman Kalimantan dan sulit dipantau karena aksesnya relatif sulit ditembus. Ia menilai, terhadap perusahaan-perusahaan tambang harus dilakukan pemeriksaan terkait hasil produksi tambang yang dilaporkan dengan yang sebenarnya karena produk galian tambang biasanya bukan hanya satu melainkan juga beserta produk turunannya. "Apa benar perusahaan tembang yang sebagian juga milik asing itu hanya produksi emas, jangan-jangan ada kandungan uraniumnya tetapi tidak dilaporkan karena kita sendiri tidak tahu," ujarnya. Meski baru sebatas indikasi, Danrem mengaku, aset negara yang strategis berupa sumber daya alam tersebut harus diamankan dengan baik. Oleh karena itu, jajarannya mulai berkoordinasi dengan aparat Kepolisian dari Polda Kalimantan Tengah yang selama ini memang memantau secara terbatas terhadap orang-orang asing yang ada di Kalteng. Selama ini indikasi mineralisasi uranium di Kalimantan telah ditemukan pada batuan metamorfik dan granit di Pegunungan Schwaner yang membentang antara Kalimantan Barat dengan Kalimantan Tengah, berupa anomali radioaktivitas dan anomali geokimia uranium. Geologi regional Pegunungan Schwaner yang merupakan watershed Kalimantan Barat-Kalimantan Tengah terdiri dari batuan metamorfik Pinoh yang diintrusi oleh batuan tonalit dan granit alkali. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sendiri telah melakukan sejumlah pemboran dengan kedalaman hampir 400 meter di sejumlah wilayah Kalimantan Tengah untuk mengetahui eksistensi pemineralan uranium di bawah permukaan dan bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang potensi sumberdaya uranium. Mineralisasi uranium dijumpai dalam dua lobang bor di zone rekahan atau fraktur yang terisi urat sulfida dan magnetit dengan mineral radioaktif berupa uraninit dan branerit. Banyaknya U yang ada di sekitar dua lubang bor itu sampai kedalaman sekitar 55 m diperkirakan 623,21 kg. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007